Ragam dan Laras Bahasa
Ragam dan Laras Bahasa:
Variasi dan Tingkatan dalam Komunikasi
Bahasa,
sebagai alat komunikasi utama manusia, memiliki berbagai bentuk dan variasi
yang digunakan dalam konteks yang berbeda-beda. Dua konsep penting dalam
memahami variasi bahasa ini adalah ragam bahasa dan laras bahasa. Artikel ini
akan membahas secara mendalam tentang kedua konsep tersebut, bagaimana mereka
berbeda, dan peran pentingnya dalam komunikasi efektif.
Ragam Bahasa
Ragam
bahasa merujuk pada variasi bahasa yang digunakan berdasarkan faktor-faktor
seperti situasi, konteks, dan tujuan komunikasi. Menurut Chaer dan Agustina
(2010), "Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang
berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, hubungan pembicara, kawan bicara,
dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan" (p. 62).
Jenis-jenis Ragam Bahasa
- Ragam Baku (Standar)
Ragam baku adalah variasi bahasa yang dianggap paling benar dan digunakan
dalam situasi formal atau resmi. Kridalaksana (2008) mendefinisikan bahasa
baku sebagai "ragam bahasa yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian
besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai
kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya" (p. 28). Contoh:
"Saya mohon maaf atas keterlambatan dalam menyelesaikan laporan
ini."
- Ragam Tidak Baku (Non-standar)
Ragam tidak baku adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi
informal atau santai. Ragam ini sering kali mengandung unsur-unsur
kedaerahan atau slang. Contoh: "Sori nih, gue telat ngasih
laporannya."
- Ragam Lisan
Ragam lisan adalah variasi bahasa yang digunakan dalam komunikasi langsung
atau percakapan. Menurut Sumarsono (2017), "Ragam lisan ditandai oleh
penggunaan bahasa yang lebih santai, banyak pemendekan, dan sering
menggunakan unsur-unsur paralinguistik seperti intonasi dan gestur"
(p. 21). Contoh: "Gimana kabarnya? Udah lama nih kita nggak
ketemu."
- Ragam Tulis
Ragam tulis adalah variasi bahasa yang digunakan dalam komunikasi
tertulis. Ragam ini cenderung lebih terstruktur dan formal dibandingkan
ragam lisan. Contoh: "Dengan hormat, melalui surat ini kami bermaksud
mengundang Bapak/Ibu untuk menghadiri rapat tahunan perusahaan."
- Ragam Ilmiah
Ragam ilmiah adalah variasi bahasa yang digunakan dalam karya-karya
ilmiah, seperti jurnal, makalah, atau buku teks akademik. Alwi et al.
(2003) menyatakan bahwa "Ragam ilmiah ditandai dengan penggunaan
istilah teknis, struktur kalimat yang kompleks, dan argumen yang
logis" (p. 14). Contoh: "Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk mengeksplorasi pengalaman
subjektif partisipan."
Laras Bahasa
Laras
bahasa, atau yang juga dikenal sebagai gaya bahasa, merujuk pada variasi bahasa
yang digunakan berdasarkan bidang atau konteks tertentu. Menurut Suwarna
(2002), "Laras bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan dalam bidang
tertentu, seperti dalam bidang jurnalistik, hukum, kedokteran, sastra, dan
sebagainya" (p. 37).
Jenis-jenis Laras Bahasa
- Laras Hukum
Laras hukum ditandai dengan penggunaan istilah-istilah hukum dan struktur
kalimat yang formal dan presisi. Soekanto (2012) menyatakan bahwa
"Bahasa hukum harus jelas, tidak ambigu, dan memiliki interpretasi
yang seragam" (p. 52). Contoh: "Terdakwa dinyatakan bersalah dan
dijatuhi hukuman penjara selama 5 (lima) tahun sesuai dengan Pasal 362
KUHP."
- Laras Jurnalistik
Laras jurnalistik adalah gaya bahasa yang digunakan dalam penulisan berita
dan artikel jurnalistik. Menurut Sumadiria (2014), "Bahasa
jurnalistik harus ringkas, jelas, dan langsung ke pokok permasalahan"
(p. 7). Contoh: "Gubernur meresmikan jembatan baru yang menghubungkan
dua pulau terpencil kemarin."
- Laras Ilmiah
Laras ilmiah digunakan dalam penulisan karya-karya ilmiah dan akademik.
Ciri utamanya adalah penggunaan istilah teknis dan struktur argumentasi
yang logis. Contoh: "Hipotesis nol dalam penelitian ini adalah tidak
ada korelasi signifikan antara tingkat stres dan performa akademik
mahasiswa."
- Laras Sastra
Laras sastra adalah gaya bahasa yang digunakan dalam karya-karya sastra
seperti puisi, novel, dan cerita pendek. Menurut Nurgiyantoro (2018),
"Bahasa sastra sering kali menggunakan majas dan ungkapan figuratif
untuk menciptakan efek estetis" (p. 274). Contoh: "Angin
berbisik lembut, membawa aroma kenangan yang telah lama terkubur."
- Laras Bisnis
Laras bisnis adalah gaya bahasa yang digunakan dalam komunikasi bisnis dan
profesional. Purwanto (2011) menyatakan bahwa "Bahasa bisnis harus
efektif, persuasif, dan berorientasi pada tujuan" (p. 95). Contoh:
"Dengan ini kami mengajukan proposal kerjasama yang akan memberikan
keuntungan mutual bagi kedua perusahaan."
Pentingnya Memahami Ragam
dan Laras Bahasa
Pemahaman
tentang ragam dan laras bahasa sangat penting dalam komunikasi efektif.
Kemampuan untuk menggunakan variasi bahasa yang tepat sesuai dengan konteks dan
situasi dapat meningkatkan kejelasan pesan dan menghindari kesalahpahaman.
Seperti yang diungkapkan oleh Wardhaugh dan Fuller (2015), "Kesadaran akan
variasi bahasa memungkinkan penutur untuk beradaptasi dengan berbagai situasi
komunikasi dan mencapai tujuan komunikasi mereka dengan lebih efektif" (p.
48).
Dalam
konteks pendidikan, pengajaran tentang ragam dan laras bahasa dapat membantu
siswa mengembangkan kompetensi komunikatif mereka. Hal ini sejalan dengan
pendapat Hymes (dalam Brown, 2007) yang menyatakan bahwa "Kompetensi
komunikatif tidak hanya melibatkan pengetahuan tentang struktur bahasa, tetapi
juga kemampuan untuk menggunakan bahasa secara tepat dalam berbagai konteks
sosial" (p. 219).
Kesimpulan
Ragam
dan laras bahasa merupakan aspek penting dalam variasi bahasa yang mencerminkan
kekayaan dan fleksibilitas bahasa dalam memenuhi berbagai kebutuhan komunikasi.
Pemahaman dan penguasaan ragam dan laras bahasa yang baik dapat meningkatkan
efektivitas komunikasi dalam berbagai konteks, mulai dari situasi informal
sehari-hari hingga ranah profesional dan akademik.
Penutup, penting untuk diingat bahwa bahasa
terus berkembang dan variasi-variasi baru dapat muncul seiring dengan perubahan
sosial dan teknologi. Oleh karena itu, studi tentang ragam dan laras bahasa
akan tetap menjadi bidang yang dinamis dan relevan dalam linguistik terapan dan
pengajaran bahasa.
Referensi
Alwi, H., Dardjowidjojo,
S., Lapoliwa, H., & Moeliono, A. M. (2003). Tata bahasa baku bahasa
Indonesia (3rd ed.). Balai Pustaka.
Brown, H. D. (2007). Principles
of language learning and teaching (5th ed.). Pearson Education.
Chaer, A., &
Agustina, L. (2010). Sosiolinguistik: Perkenalan awal. Rineka Cipta.
Kridalaksana, H. (2008). Kamus
linguistik (4th ed.). Gramedia Pustaka Utama.
Nurgiyantoro, B. (2018). Teori
pengkajian fiksi. Gadjah Mada University Press.
Purwanto, D. (2011). Komunikasi
bisnis (4th ed.). Erlangga.
Soekanto, S. (2012). Pengantar
penelitian hukum. UI Press.
Sumadiria, A. S. H.
(2014). Jurnalistik Indonesia: Menulis berita dan feature. Simbiosa
Rekatama Media.
Sumarsono. (2017). Sosiolinguistik.
Pustaka Pelajar.
Suwarna, P. (2002). Strategi
penguasaan berbahasa. Adicita Karya Nusa.
Wardhaugh, R., & Fuller, J. M. (2015). An introduction to sociolinguistics (7th ed.). Wiley-Blackwell.
Perbedaan Ragam Bahasa
dan Laras Bahasa
Meskipun
ragam bahasa dan laras bahasa sama-sama merupakan variasi dalam penggunaan
bahasa, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Memahami perbedaan ini
penting untuk penggunaan bahasa yang tepat dalam berbagai konteks komunikasi.
1. Fokus Variasi
Ragam Bahasa
berfokus pada variasi bahasa berdasarkan situasi, konteks, dan tujuan
komunikasi secara umum. Menurut Nababan (1984), "Ragam bahasa mencerminkan
variasi bahasa yang terjadi karena penggunaannya, penuturnya, atau
dialeknya" (p. 14).
Laras Bahasa
lebih spesifik pada variasi bahasa berdasarkan bidang atau profesi tertentu.
Suwito (1983) menyatakan bahwa "Laras bahasa menunjukkan ciri-ciri khusus
penggunaan bahasa dalam bidang tertentu, seperti dalam bidang jurnalistik,
hukum, atau sastra" (p. 104).
2. Cakupan Penggunaan
Ragam Bahasa
memiliki cakupan yang lebih luas dan dapat diterapkan dalam berbagai situasi
komunikasi sehari-hari. Misalnya, ragam formal vs informal dapat digunakan
dalam berbagai konteks, dari percakapan kasual hingga pidato resmi.
Laras Bahasa
memiliki cakupan yang lebih sempit dan spesifik, terbatas pada bidang atau
profesi tertentu. Setiap laras memiliki karakteristik khusus yang mungkin tidak
relevan di luar bidangnya.
3. Faktor Penentu
Ragam Bahasa
ditentukan oleh faktor-faktor seperti situasi (formal/informal), media
(lisan/tulisan), hubungan antara penutur dan lawan bicara, serta tujuan
komunikasi.
Laras Bahasa
lebih ditentukan oleh bidang keahlian, profesi, atau konteks khusus di mana
bahasa tersebut digunakan. Faktor-faktor ini mempengaruhi pilihan kosakata,
struktur kalimat, dan gaya penyampaian.
4. Tingkat Kekhususan
Kosakata
Ragam Bahasa
umumnya menggunakan kosakata yang lebih umum dan dapat dipahami oleh sebagian
besar penutur bahasa, meskipun tingkat formalitasnya dapat bervariasi.
Laras Bahasa
sering kali menggunakan kosakata khusus atau istilah teknis yang spesifik untuk
bidang tertentu. Menurut Halliday dan Hasan (1985), "Laras bahasa
mencerminkan penggunaan bahasa yang khas dalam konteks situasi tertentu,
termasuk penggunaan istilah teknis yang mungkin tidak dipahami oleh orang di
luar bidang tersebut" (p. 38).
5. Fleksibilitas
Penggunaan
Ragam Bahasa
cenderung lebih fleksibel dan dapat beradaptasi dengan berbagai situasi.
Seorang penutur dapat beralih antara ragam formal dan informal dalam satu
percakapan, tergantung pada perubahan konteks.
Laras Bahasa
cenderung lebih kaku dan konsisten dalam penggunaannya. Misalnya, laras hukum
akan tetap menggunakan istilah dan struktur kalimat yang formal dan presisi,
bahkan dalam konteks yang relatif informal.
6. Tujuan Penggunaan
Ragam Bahasa
bertujuan untuk menyesuaikan gaya komunikasi dengan situasi dan lawan bicara
untuk mencapai efektivitas komunikasi secara umum.
Laras Bahasa
bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi yang efisien dan akurat dalam bidang
atau profesi tertentu, serta menunjukkan identitas profesional.
7. Proses Pemerolehan
Ragam Bahasa
umumnya diperoleh secara alami melalui interaksi sosial dan paparan terhadap
berbagai situasi komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Laras Bahasa
sering kali perlu dipelajari secara khusus, terutama dalam pendidikan formal
atau pelatihan profesional. Menurut Swales (1990), "Penguasaan laras
bahasa tertentu merupakan bagian dari proses sosialisasi ke dalam komunitas
wacana profesional" (p. 24).
Kesimpulan
Pemahaman
tentang perbedaan antara ragam bahasa dan laras bahasa sangat penting dalam
studi linguistik dan komunikasi. Kedua konsep ini menyoroti bagaimana bahasa
beradaptasi dan bervariasi untuk memenuhi kebutuhan komunikasi yang
berbeda-beda.
Ragam
bahasa mencerminkan variasi yang lebih luas dan umum dalam penggunaan bahasa,
sementara laras bahasa menunjukkan variasi yang lebih spesifik dan teknis dalam
konteks atau bidang tertentu. Keduanya memainkan peran penting dalam membentuk
cara kita berkomunikasi dalam berbagai situasi dan konteks profesional.
Dengan
memahami perbedaan ini, penutur bahasa dapat meningkatkan kemampuan mereka
untuk berkomunikasi secara efektif dalam berbagai situasi, mulai dari
percakapan sehari-hari hingga komunikasi profesional yang kompleks. Hal ini
juga membantu dalam pengembangan kurikulum pengajaran bahasa dan pelatihan
komunikasi professional.
Referensi
Halliday, M. A. K., &
Hasan, R. (1985). Language, context, and text: Aspects of language in a
social-semiotic perspective. Oxford University Press.
Nababan, P. W. J. (1984).
Sosiolinguistik: Suatu pengantar. Gramedia.
Suwito. (1983). Pengantar
awal sosiolinguistik: Teori dan problema. Henary Offset.
Swales, J. M. (1990). Genre
analysis: English in academic and research settings. Cambridge University
Press.
Post a Comment