Tuesday, September 17, 2024

Ragam dan Laras Bahasa

Ragam dan Laras Bahasa: Variasi dan Tingkatan dalam Komunikasi

Bahasa, sebagai alat komunikasi utama manusia, memiliki berbagai bentuk dan variasi yang digunakan dalam konteks yang berbeda-beda. Dua konsep penting dalam memahami variasi bahasa ini adalah ragam bahasa dan laras bahasa. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang kedua konsep tersebut, bagaimana mereka berbeda, dan peran pentingnya dalam komunikasi efektif.

Ragam Bahasa

Ragam bahasa merujuk pada variasi bahasa yang digunakan berdasarkan faktor-faktor seperti situasi, konteks, dan tujuan komunikasi. Menurut Chaer dan Agustina (2010), "Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan" (p. 62).

Jenis-jenis Ragam Bahasa

  1. Ragam Baku (Standar) Ragam baku adalah variasi bahasa yang dianggap paling benar dan digunakan dalam situasi formal atau resmi. Kridalaksana (2008) mendefinisikan bahasa baku sebagai "ragam bahasa yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya" (p. 28). Contoh: "Saya mohon maaf atas keterlambatan dalam menyelesaikan laporan ini."
  2. Ragam Tidak Baku (Non-standar) Ragam tidak baku adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi informal atau santai. Ragam ini sering kali mengandung unsur-unsur kedaerahan atau slang. Contoh: "Sori nih, gue telat ngasih laporannya."
  3. Ragam Lisan Ragam lisan adalah variasi bahasa yang digunakan dalam komunikasi langsung atau percakapan. Menurut Sumarsono (2017), "Ragam lisan ditandai oleh penggunaan bahasa yang lebih santai, banyak pemendekan, dan sering menggunakan unsur-unsur paralinguistik seperti intonasi dan gestur" (p. 21). Contoh: "Gimana kabarnya? Udah lama nih kita nggak ketemu."
  4. Ragam Tulis Ragam tulis adalah variasi bahasa yang digunakan dalam komunikasi tertulis. Ragam ini cenderung lebih terstruktur dan formal dibandingkan ragam lisan. Contoh: "Dengan hormat, melalui surat ini kami bermaksud mengundang Bapak/Ibu untuk menghadiri rapat tahunan perusahaan."
  5. Ragam Ilmiah Ragam ilmiah adalah variasi bahasa yang digunakan dalam karya-karya ilmiah, seperti jurnal, makalah, atau buku teks akademik. Alwi et al. (2003) menyatakan bahwa "Ragam ilmiah ditandai dengan penggunaan istilah teknis, struktur kalimat yang kompleks, dan argumen yang logis" (p. 14). Contoh: "Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk mengeksplorasi pengalaman subjektif partisipan."

 

Laras Bahasa

Laras bahasa, atau yang juga dikenal sebagai gaya bahasa, merujuk pada variasi bahasa yang digunakan berdasarkan bidang atau konteks tertentu. Menurut Suwarna (2002), "Laras bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan dalam bidang tertentu, seperti dalam bidang jurnalistik, hukum, kedokteran, sastra, dan sebagainya" (p. 37).

Jenis-jenis Laras Bahasa

  1. Laras Hukum Laras hukum ditandai dengan penggunaan istilah-istilah hukum dan struktur kalimat yang formal dan presisi. Soekanto (2012) menyatakan bahwa "Bahasa hukum harus jelas, tidak ambigu, dan memiliki interpretasi yang seragam" (p. 52). Contoh: "Terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara selama 5 (lima) tahun sesuai dengan Pasal 362 KUHP."
  2. Laras Jurnalistik Laras jurnalistik adalah gaya bahasa yang digunakan dalam penulisan berita dan artikel jurnalistik. Menurut Sumadiria (2014), "Bahasa jurnalistik harus ringkas, jelas, dan langsung ke pokok permasalahan" (p. 7). Contoh: "Gubernur meresmikan jembatan baru yang menghubungkan dua pulau terpencil kemarin."
  3. Laras Ilmiah Laras ilmiah digunakan dalam penulisan karya-karya ilmiah dan akademik. Ciri utamanya adalah penggunaan istilah teknis dan struktur argumentasi yang logis. Contoh: "Hipotesis nol dalam penelitian ini adalah tidak ada korelasi signifikan antara tingkat stres dan performa akademik mahasiswa."
  4. Laras Sastra Laras sastra adalah gaya bahasa yang digunakan dalam karya-karya sastra seperti puisi, novel, dan cerita pendek. Menurut Nurgiyantoro (2018), "Bahasa sastra sering kali menggunakan majas dan ungkapan figuratif untuk menciptakan efek estetis" (p. 274). Contoh: "Angin berbisik lembut, membawa aroma kenangan yang telah lama terkubur."
  5. Laras Bisnis Laras bisnis adalah gaya bahasa yang digunakan dalam komunikasi bisnis dan profesional. Purwanto (2011) menyatakan bahwa "Bahasa bisnis harus efektif, persuasif, dan berorientasi pada tujuan" (p. 95). Contoh: "Dengan ini kami mengajukan proposal kerjasama yang akan memberikan keuntungan mutual bagi kedua perusahaan."

Pentingnya Memahami Ragam dan Laras Bahasa

Pemahaman tentang ragam dan laras bahasa sangat penting dalam komunikasi efektif. Kemampuan untuk menggunakan variasi bahasa yang tepat sesuai dengan konteks dan situasi dapat meningkatkan kejelasan pesan dan menghindari kesalahpahaman. Seperti yang diungkapkan oleh Wardhaugh dan Fuller (2015), "Kesadaran akan variasi bahasa memungkinkan penutur untuk beradaptasi dengan berbagai situasi komunikasi dan mencapai tujuan komunikasi mereka dengan lebih efektif" (p. 48).

Dalam konteks pendidikan, pengajaran tentang ragam dan laras bahasa dapat membantu siswa mengembangkan kompetensi komunikatif mereka. Hal ini sejalan dengan pendapat Hymes (dalam Brown, 2007) yang menyatakan bahwa "Kompetensi komunikatif tidak hanya melibatkan pengetahuan tentang struktur bahasa, tetapi juga kemampuan untuk menggunakan bahasa secara tepat dalam berbagai konteks sosial" (p. 219).

Kesimpulan

Ragam dan laras bahasa merupakan aspek penting dalam variasi bahasa yang mencerminkan kekayaan dan fleksibilitas bahasa dalam memenuhi berbagai kebutuhan komunikasi. Pemahaman dan penguasaan ragam dan laras bahasa yang baik dapat meningkatkan efektivitas komunikasi dalam berbagai konteks, mulai dari situasi informal sehari-hari hingga ranah profesional dan akademik.

 Penutup, penting untuk diingat bahwa bahasa terus berkembang dan variasi-variasi baru dapat muncul seiring dengan perubahan sosial dan teknologi. Oleh karena itu, studi tentang ragam dan laras bahasa akan tetap menjadi bidang yang dinamis dan relevan dalam linguistik terapan dan pengajaran bahasa.

Referensi

Alwi, H., Dardjowidjojo, S., Lapoliwa, H., & Moeliono, A. M. (2003). Tata bahasa baku bahasa Indonesia (3rd ed.). Balai Pustaka.

Brown, H. D. (2007). Principles of language learning and teaching (5th ed.). Pearson Education.

Chaer, A., & Agustina, L. (2010). Sosiolinguistik: Perkenalan awal. Rineka Cipta.

Kridalaksana, H. (2008). Kamus linguistik (4th ed.). Gramedia Pustaka Utama.

Nurgiyantoro, B. (2018). Teori pengkajian fiksi. Gadjah Mada University Press.

Purwanto, D. (2011). Komunikasi bisnis (4th ed.). Erlangga.

Soekanto, S. (2012). Pengantar penelitian hukum. UI Press.

Sumadiria, A. S. H. (2014). Jurnalistik Indonesia: Menulis berita dan feature. Simbiosa Rekatama Media.

Sumarsono. (2017). Sosiolinguistik. Pustaka Pelajar.

Suwarna, P. (2002). Strategi penguasaan berbahasa. Adicita Karya Nusa.

Wardhaugh, R., & Fuller, J. M. (2015). An introduction to sociolinguistics (7th ed.). Wiley-Blackwell.


Perbedaan Ragam Bahasa dan Laras Bahasa

Meskipun ragam bahasa dan laras bahasa sama-sama merupakan variasi dalam penggunaan bahasa, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Memahami perbedaan ini penting untuk penggunaan bahasa yang tepat dalam berbagai konteks komunikasi.

1. Fokus Variasi

Ragam Bahasa berfokus pada variasi bahasa berdasarkan situasi, konteks, dan tujuan komunikasi secara umum. Menurut Nababan (1984), "Ragam bahasa mencerminkan variasi bahasa yang terjadi karena penggunaannya, penuturnya, atau dialeknya" (p. 14).

Laras Bahasa lebih spesifik pada variasi bahasa berdasarkan bidang atau profesi tertentu. Suwito (1983) menyatakan bahwa "Laras bahasa menunjukkan ciri-ciri khusus penggunaan bahasa dalam bidang tertentu, seperti dalam bidang jurnalistik, hukum, atau sastra" (p. 104).

2. Cakupan Penggunaan

Ragam Bahasa memiliki cakupan yang lebih luas dan dapat diterapkan dalam berbagai situasi komunikasi sehari-hari. Misalnya, ragam formal vs informal dapat digunakan dalam berbagai konteks, dari percakapan kasual hingga pidato resmi.

Laras Bahasa memiliki cakupan yang lebih sempit dan spesifik, terbatas pada bidang atau profesi tertentu. Setiap laras memiliki karakteristik khusus yang mungkin tidak relevan di luar bidangnya.

3. Faktor Penentu

Ragam Bahasa ditentukan oleh faktor-faktor seperti situasi (formal/informal), media (lisan/tulisan), hubungan antara penutur dan lawan bicara, serta tujuan komunikasi.

Laras Bahasa lebih ditentukan oleh bidang keahlian, profesi, atau konteks khusus di mana bahasa tersebut digunakan. Faktor-faktor ini mempengaruhi pilihan kosakata, struktur kalimat, dan gaya penyampaian.

4. Tingkat Kekhususan Kosakata

Ragam Bahasa umumnya menggunakan kosakata yang lebih umum dan dapat dipahami oleh sebagian besar penutur bahasa, meskipun tingkat formalitasnya dapat bervariasi.

Laras Bahasa sering kali menggunakan kosakata khusus atau istilah teknis yang spesifik untuk bidang tertentu. Menurut Halliday dan Hasan (1985), "Laras bahasa mencerminkan penggunaan bahasa yang khas dalam konteks situasi tertentu, termasuk penggunaan istilah teknis yang mungkin tidak dipahami oleh orang di luar bidang tersebut" (p. 38).

5. Fleksibilitas Penggunaan

Ragam Bahasa cenderung lebih fleksibel dan dapat beradaptasi dengan berbagai situasi. Seorang penutur dapat beralih antara ragam formal dan informal dalam satu percakapan, tergantung pada perubahan konteks.

Laras Bahasa cenderung lebih kaku dan konsisten dalam penggunaannya. Misalnya, laras hukum akan tetap menggunakan istilah dan struktur kalimat yang formal dan presisi, bahkan dalam konteks yang relatif informal.

6. Tujuan Penggunaan

Ragam Bahasa bertujuan untuk menyesuaikan gaya komunikasi dengan situasi dan lawan bicara untuk mencapai efektivitas komunikasi secara umum.

Laras Bahasa bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi yang efisien dan akurat dalam bidang atau profesi tertentu, serta menunjukkan identitas profesional.

7. Proses Pemerolehan

Ragam Bahasa umumnya diperoleh secara alami melalui interaksi sosial dan paparan terhadap berbagai situasi komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Laras Bahasa sering kali perlu dipelajari secara khusus, terutama dalam pendidikan formal atau pelatihan profesional. Menurut Swales (1990), "Penguasaan laras bahasa tertentu merupakan bagian dari proses sosialisasi ke dalam komunitas wacana profesional" (p. 24).

Kesimpulan

Pemahaman tentang perbedaan antara ragam bahasa dan laras bahasa sangat penting dalam studi linguistik dan komunikasi. Kedua konsep ini menyoroti bagaimana bahasa beradaptasi dan bervariasi untuk memenuhi kebutuhan komunikasi yang berbeda-beda.

Ragam bahasa mencerminkan variasi yang lebih luas dan umum dalam penggunaan bahasa, sementara laras bahasa menunjukkan variasi yang lebih spesifik dan teknis dalam konteks atau bidang tertentu. Keduanya memainkan peran penting dalam membentuk cara kita berkomunikasi dalam berbagai situasi dan konteks profesional.

Dengan memahami perbedaan ini, penutur bahasa dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk berkomunikasi secara efektif dalam berbagai situasi, mulai dari percakapan sehari-hari hingga komunikasi profesional yang kompleks. Hal ini juga membantu dalam pengembangan kurikulum pengajaran bahasa dan pelatihan komunikasi professional.

Referensi

Halliday, M. A. K., & Hasan, R. (1985). Language, context, and text: Aspects of language in a social-semiotic perspective. Oxford University Press.

Nababan, P. W. J. (1984). Sosiolinguistik: Suatu pengantar. Gramedia.

Suwito. (1983). Pengantar awal sosiolinguistik: Teori dan problema. Henary Offset.

Swales, J. M. (1990). Genre analysis: English in academic and research settings. Cambridge University Press.

 


Post a Comment

avatar
Admin Purwarupalingua Online
Welcome to Purwarupalingua theme
Chat with WhatsApp