Implementasi Pendidikan Nilai Multikulturalisme dalam Pendidikan Agama
Implementasi Pendidikan Nilai Multikulturalisme dalam Pendidikan Agama
Oleh:
LIANDA DEWI SARTIKA
Universitas Mahasaraswati Denpasar
Langkah-langkah Pendidikan Agama Multikultur:
1. Memelihara serta menjunjung tinggi hak dan kewajiban masing-masing kelompok dalam bentuk strata sosial agar dapat berperan sbagaimana yang dapat mereka laksanakan dalam bentuk kewajiban dan tanggungjawab meeka sebagai makhluk Tuhan
2. Menghargai perbedaan dalam kebersamaan masyarakat yang benar-benar memiliki karakteristik plural dan meyakini bahwa setiap pihak berada dalam posisi yang sama secara positif (tidak primordial, perbedaan dianggap bukan sebagai ancaman untuk eksistensi suatu kelompok)
3. Pluralism dapat mengembangkan dan meningkatkan kompetisi secara jujur, terbuka, dan adil. Karakteristik ini berkaitan dengan upaya menghilangkan pendapat bahwa dalam kehidupan masyarakat terdapat kelompok ordinat (mayoritas) yang mendominasi kelompok subordinat (minoritas)
4. Perbedaan menjadi daya dorong untuk mendinamisasi kehidupan masyarakat, bukan mekanisme untuk menghancurkan satu kelompok terhadap kelompok lain (pluralism bersifat netral)
5. Pluraisme menunjukkan adanya kepemilikan bersama dan diupayakan bersama. Karakteristik semacam ini pada hakekatnya merupakan pundak kesadaran bahwa pluralism merupakan manifestasi jati diri manusia
Langkah-langkah untuk Meminimalisir Sisi Sensitif Keagamaan:
1. Perlu digiatkan dialog dan komunikasi antaragama sebagai salah satu implementasi keterbukaan agama satu terhadap yang lain untuk saling belajar mengenai hal-hal yang disucikan oleh masing-masing umat sehingga akan meningkatkan rasa toleransi antarumat beragama
2. Kerjasama dengan menggunakan penekanan pada aspek nilai dalam setiap agama dan budaya. Hal ini akan membantu pemahaman yang moralis dibandingkan yang bersifat formalis
3. Membuat suatu inovasi kegiatan yang sifatnya partisipatis untuk mengurangi stereotyping, rumor, permusuhan, serta untuk memberantas musuh bersama, seperti kemisinan, kebodohan, korupsi, ketidakadilan, terorisme, dsb
Pendekatan Pendidikan Agama Multikulturalisme Berbasis Budaya
Model pendidikan agama berbasis konseling budaya merupakan sebuah model yang ditujukan untuk mengelola keragaman masyarakat dengan cerdas dan mencerahkan melalui jalur pendidikan. Model pendidikan agama alternatif ini lebih menekankan pada pembentukan nilai-nilai baru bagi masyarakat dengan melibatkan budaya yang sarat dengan nilai-nilai multicultural.
Penekanan pada pembentukan nilai dalam hal ini mengingat bahwa nilai adalah bagian dari kepribadian individu yang dapat mewarnai kepribadian kelompok atau bangsa. Oleh karena itu nilai-nilai yang mengandung keteraturan hubungan antar sesame manusia menjadi titik perhatian yang sangat penting dalam pendidikan agama.
Model pendekatan ini menempatkan pendidikan agama sebagai konseling budaya bagi masyarakat, model pendekatan ini tidak lagi menyinggung konflik yang pernah terjadi, namun ditujukan sebagai usaha preventif dalam pembangunan keharmonisan masyarakat. Oleh karena itu materi tentang konflik tidak perlu disajikan dalam satu bab khusus dalam pembelajaran.
Kesimpulan:
Fenomena yang kerap terjadi di Indonesia, diantaranya meliputi konflik antar suku, antar golongan, kelas sosial, terutama antar pemeluk agama telah menyadarkan kita bahwa proses nation building (pembangunan kebangsaan) di Indonesia ternyata masih jauh dari kata selesai. Padahal secara normative tidak ada satupun ajaran agama yang mendorong atau bahkan menganjurkan pengikutnya melakukan kekerasan dan kerusuhan terhadap pemeluk agama lain.
Post a Comment