Thursday, November 12, 2020

Bahasa Baku

 Standarisasi (Pembakuan)

 1. Artinya

Kalau beberapa masyarakat yang terpisah merasa ada keperluan untuk saling berhubungan, maka timbullah bahasa standar (baku). Bahasa baku atau dialek baku ialah bahasa atau dialek yang dipilih oleh anggota berbagai masyarakat untuk saling berkomunikasi. Bahasa standar ialah bahasa yang dianggap betul oleh masyarakat pemakainya. Bentuk dan pemakaian bahasa baku ini menjadi model percontohan bagi seluruh rakyat.

Tampaknya, di samping menyesuaikan diri kepada orang yang diajak bercakap, seseorang penutur bahasa biasanya akan mencoba menyesuaikan diri dengan bentuk dan pemakaian bahasa yang terpakai secara luas di masyarakat. Dalam praktek penggunaan bahasa, tarik menarik antara bahasa standar dengan bahasa yang digunakan secara akrab ini berjalan terus-menerus.

2. Fungsinya

Pertama-tama, bahasa baku berfungsi sebagai semacam lingua franca di dalam masyarakat yang menggunakan bermacam macam dialek. Dengan bahasa standar ini, orang dari berbagai daerah dapat saling berhubungan dengan baik. Sebagai misal, orang dari Temburung dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang dari Seria. Orang dari Aceh dapat saling berhubungan dengan orang dari Bali, Menado, atau dari Irian jaya.

Karena orang dari masyarakat lain itu biasanya belum di kenal secara akrab, maka sebaiknyalah bahasa yang dipakai itu bersifat sopan. Jadi, kalau dialek memancarkan nuansa arti akrab, maka bahasa baku memancarkan nuansa arti sopan santun. Jadi, di samping berfungsi sebagai lingua franca di dalam masyarakat dari berbagai macam dialek, bahasa baku juga berfungsi sebagai pengantar kesopan-santunan. Bahasa baku harus dapat dipakai untuk menyampaikan hal-hal dalam suasana yang santun.

Selanjutnya bahasa baku juga berfungsi untuk mengendalikan laju perubahan dialek-dialek yang tumbuh. Bahasa baku yang mempunyai martabat yang tinggi, disenangi oleh masyarakat pemakainya, biasanya dapat memperlambat lajunya perubahan yang dialami oleh dialek-dialek.

3. Bentuknya

Ragam bahasa yang santun biasanya jelas dan lengkap. Ragam bahasa yang tidak jelas biasanya mengesalkan hati pendengarnya. Ucapannya harus jelas. Komponen wacananya lengkap dan logis, dan tidak berputar-putar,

Karena tuntutan kejelasan inilah, maka biasanya bahasa baku itu bersifat kaya (elaborated) dan mempunyai aturan tata bahasa yang ketat. Aturan sintaksisnya stabil dan ketat. Aturan morfologinya stabil dan ketat. Aturan fonologinya stabil dan ketat. Aturan semantiknya stabil dan ketat. Bentuk dan aturan yang ada tidak boleh digunakan semau-maunya dan tidak boleh mudah berubah. Di samping itu, pola kalimatnya, pola morfo sintatiknya, pola fonologinya, dan juga perbendaharaan katanya kaya. Dalam hal ini, bahasa baku berbeda dengan dialek-dialek yang tidak standar, karena dialek yang tidak standar itu relatif miskin (rotriced) dan kodifikasinya longgar. Apa-apa boleh dikatakan, asal si lawan bicara tahu maksud kita.

4. Tempatnya

Bahasa yang terpakai di pusat kebudayaan biasanya terpilih menjadi bahasa standar ini. Pusat kerajaan biasanya menggunakan bahasa standar. Mungkin saja di pusat kebudayaan inilah yang amat memerlukan bahasa yang sopan dan yang dapat dipakai untuk mengantarkan segala pesan secara jelas. Di pusat kerajaan berbagai orang dari berbagai masyarakat bertemu membicarakan berbagai masalah. Pembicaraan itu pun biasanya di jalankan dalam suasana resmi dan penuh dengan rasa sopan santun.

Itulah sebabnya, maka sekarang ini ragam bahasa yang dipakai di pusat negeri biasanya terpakai sebagai ragam bahasa baku. Ibukota negara seperti jakarta, London, Bangkok, Bandar Seri Begawan, dan lain-lain menjadi tempat di mana bahasa baku berkembang. Di Jawa, untuk bahasa Jawa, bahasa yang dipakai di pusat kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta pun menjadi bahasa sunda

5. Martabat dan Kemampuannya

Bahasa baku biasanya mempunyai prestise yang lebih tinggi dari pada dialek-dialek non-baku. Harkat bahasa baku itu tinggi, karena bahasa itu mempunyai kemampuan yang tinggi pula, Sesuatu yang berkemampuan tinggi biasanya memiliki derajat yang tinggi juga di mata orang.

Bahasa baku dapat dipakai untuk mengkomunikasikan titah raja. Bahasa baku dapat dipakai untuk membuat undang-undang negara. Bahasa baku dapat dipakai untuk bermusyawarah di dalam parlemen, kabinet, dan pertemuan politik yang lain. Bahasa baku dapat dipakai untuk membuat transaksi bisnis tingkat tinggi Bahasa baku dapat dipakai di dalam perkuliahan, untuk menyampaikan disertasi, dan berbagai tesis ilmu pengetahuan. Bahasa baku dapat dipakai untuk menyampaikan buah kesenian yang sifatnya indah permai. Bahasa baku dapat dipakai untuk menyampaikan khotbah dan pengajian. Semakin besar kemampuan bahasa baku ini, semakin besar pula hormat kepadanya. Rasa hormat ini timbul dari para pemakainya dan juga dari orang-orang asing.

Bahasa baku dapat dipakai untuk berkomunikasi secara relatif sangat jelas dan tidak menimbulkan banyak keragu-raguan. Paling tidak ragam bahasa baku inilah yang paling baik untuk berkomunikasi, bilamana kejelasan dan ketepatan pesan yang dikehendaki.

6. Prasyarat Bagi Tumbuhnya

 Timbulnya bahasa baku dipermudah oleh kemudahan perhubungan. Perbaikan sarana transportasi dan media massa juga berakibat pada semakin kuatnya bahasa baku. Oleh karena itu, kalau jaman dulu pada waktu perhubungan sukar, ialah jaman memencarnya bahasa menjadi berbagai-bagai dialek dan sub dialek, maka sekarang, setelah saling hubungan menjadi mudah, ragam bahasa bakulah yang menjadi kuat. Karena sarana perhubungan yang menjadi semakin lancar, sekarang ini bahkan sudah banyak orang merasa khawatir bahwa bukan saja dialek dialek akan menjadi lenyap, akan tetapi bahasa-bahasa daerah yang kecil jumlah pemakainya pun akan lenyap. Mereka itu dikhawatirkan hilang, karena semua orang akan memilih menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh orang yang lebih banyak. Lenyapnya bahasa-bahasa yang kecil itu dikhawatirkan akan berakibat juga pada lenyapnya akar-akar kebudayaan yang dianggap positif. Di negara-negara Melayu di Asia Tenggara ini, sekarang kita saksikan bersama bahwa beberapa bahasa baku yang ada pun semakin lama semakin menjadi serupa. Semakin baik saling hubungan antara Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei, semakin mendekatlah bentuk ragam bahasa standar yang terpakai di masing-masing negara ini.

7. Penyebar Bahasa Baku

Karena saling hubungan yang menjadi bertambah baik, ragam bahasa standar itu semakin menyebar pula. Radio, televisi, surat kabar, majalah, film, komunikasi kedinasan, guru-guru khatib, dan juru dakwah, buku-buku ilmu pengetahuan, buku buku tata bahasa dan kamus, kaset-kaset yang mengandung cerita dan lagu, dan bahkan para pelancong pun dapat menjadi agen penyebar ragam bahasa baku ini. Melalui mereka ini, orang-orang mendengarkan dan mengamati pemakaian ragam bahasa baku dan dari mereka itu pula orang-orang dapat memperoleh model percontohan yang dapat dipakai sebagai panutan.

Karena macam pelaku penyebaran ragam bahasa standar itu begitu banyak, maka di waktu-waktu yang akan datang dapatlah diharapkan bahwa laju penyebaran ragam bahasa standar itu akan menjadi semakin lancar. Karena itulah, maka kekhawatiran akan lenyapnya berbagai dialek dan bahasa daerah lalu timbul.

8. Cara Penyebarannya

Cara timbulnya dan penyebaran ragam bahasa baku dapat disengaja dan dapat juga tidak disengaja. Sebagai misal, di negara Amerika Serikat, orang tidak mempunyai lembaga khusus yang mengurusi perkembangan dan pembinaan bahasa yang dipakai di negeri itu. Akan tetapi, berkat bekerjanya faktor-faktor seperti tersebut di atas, maka sekarang ini pemakaian bahasa Inggris sudah menjadi amat mantap. Bukan saja pemakaian bahasa Inggris sebagai bahasa nasional menjadi mantap, akan tetapi ragam bahasa standar pun telah kelihatan tumbuh menjadi semakin mantap, mengalahkan dialek-dialek lain yang lebih kecil yang ada di sekitarnya. Menurut gelagatnya, lambat-laun apa yang disebut sebagai General American English akan menjadi kenyataan pula. Ada kesediaan yang cukup besar bagi rakyat Amerika untuk saling mendekatkan dialek mereka satu sama lain. Di samping faktor-faktor seperti media massa, guru, buku-buku, dan sarana pertunjukan yang telah menjadi penyebab timbul dan tersebarnya ragam bahasa standar, mobilitas yang tinggi rakyat Amerika juga telah sangat membantu mendekatkan dialek-dialek yang ada menjadi ragam bahasa standar. Ragam bahasa standar dapat dengan sengaja dipilih dan disebarkan ke seluruh negeri. Di Indonesia dikatakan bahwa bahasa standar itu diambil dari apa yang disebut bahasa Melayu Tinggi. Kemudian, bahasa itu ditulis oleh para pakar bahasa Melayu ke dalam buku-buku tata bahasa dan kamus, dan kemudian disebarkan ke seluruh negeri. Guru-guru sekolah diperintahkan untuk mengajarkan bahasa Melayu Tinggi itu. Buku-buku dan surat kabar dianjurkan untuk ditulis di dalam bahasa Melayu Tinggi itu. Perkembangan dan pembinaan bahasa ini pun diasuh secara khusus oleh suatu lembaga resmi yang sekarang ini bernama pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan Sastra. Tentu perkembangan itu tidak semuanya dapat dikembalikan oleh badan itu, karena didalam kebijakan Pengembangan Bahasa itu pun disebutkan bahwa untuk memperkaya bahasa nasional dibenarkan juga adanya pengaruh dari berbagai pihak.

Referensi:

Poedjosoedarmo, Soepomo. 2001. Filsafat Bahasa. Surakarta : Muhammadiyah University Press.

Post a Comment

avatar
Admin Purwarupalingua Online
Welcome to Purwarupalingua theme
Chat with WhatsApp