Bahasa Baku
Standarisasi (Pembakuan)
1. Artinya
Kalau beberapa
masyarakat yang terpisah merasa ada keperluan untuk saling berhubungan, maka
timbullah bahasa standar (baku). Bahasa baku atau dialek baku ialah bahasa atau
dialek yang dipilih oleh anggota berbagai masyarakat untuk saling
berkomunikasi. Bahasa standar ialah bahasa yang dianggap betul oleh masyarakat
pemakainya. Bentuk dan pemakaian bahasa baku ini menjadi model percontohan bagi
seluruh rakyat.
Tampaknya, di samping
menyesuaikan diri kepada orang yang diajak bercakap, seseorang penutur bahasa
biasanya akan mencoba menyesuaikan diri dengan bentuk dan pemakaian bahasa yang
terpakai secara luas di masyarakat. Dalam praktek penggunaan bahasa, tarik
menarik antara bahasa standar dengan bahasa yang digunakan secara akrab ini
berjalan terus-menerus.
2. Fungsinya
Pertama-tama, bahasa
baku berfungsi sebagai semacam lingua franca di dalam masyarakat yang
menggunakan bermacam macam dialek. Dengan bahasa standar ini, orang dari
berbagai daerah dapat saling berhubungan dengan baik. Sebagai misal, orang dari
Temburung dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang dari Seria. Orang dari
Aceh dapat saling berhubungan dengan orang dari Bali, Menado, atau dari Irian
jaya.
Karena orang dari
masyarakat lain itu biasanya belum di kenal secara akrab, maka sebaiknyalah
bahasa yang dipakai itu bersifat sopan. Jadi, kalau dialek memancarkan nuansa
arti akrab, maka bahasa baku memancarkan nuansa arti sopan santun. Jadi, di
samping berfungsi sebagai lingua franca di dalam masyarakat dari berbagai macam
dialek, bahasa baku juga berfungsi sebagai pengantar kesopan-santunan. Bahasa
baku harus dapat dipakai untuk menyampaikan hal-hal dalam suasana yang santun.
Selanjutnya bahasa baku
juga berfungsi untuk mengendalikan laju perubahan dialek-dialek yang tumbuh.
Bahasa baku yang mempunyai martabat yang tinggi, disenangi oleh masyarakat
pemakainya, biasanya dapat memperlambat lajunya perubahan yang dialami oleh
dialek-dialek.
3. Bentuknya
Ragam bahasa yang santun biasanya jelas dan lengkap. Ragam bahasa yang tidak jelas biasanya mengesalkan hati pendengarnya. Ucapannya harus jelas. Komponen wacananya lengkap dan logis, dan tidak berputar-putar,
Karena tuntutan
kejelasan inilah, maka biasanya bahasa baku itu bersifat kaya (elaborated) dan
mempunyai aturan tata bahasa yang ketat. Aturan sintaksisnya stabil dan ketat.
Aturan morfologinya stabil dan ketat. Aturan fonologinya stabil dan ketat.
Aturan semantiknya stabil dan ketat. Bentuk dan aturan yang ada tidak boleh
digunakan semau-maunya dan tidak boleh mudah berubah. Di samping itu, pola
kalimatnya, pola morfo sintatiknya, pola fonologinya, dan juga perbendaharaan
katanya kaya. Dalam hal ini, bahasa baku berbeda dengan dialek-dialek yang
tidak standar, karena dialek yang tidak standar itu relatif miskin (rotriced)
dan kodifikasinya longgar. Apa-apa boleh dikatakan, asal si lawan bicara tahu
maksud kita.
4. Tempatnya
Bahasa yang terpakai di
pusat kebudayaan biasanya terpilih menjadi bahasa standar ini. Pusat kerajaan
biasanya menggunakan bahasa standar. Mungkin saja di pusat kebudayaan inilah
yang amat memerlukan bahasa yang sopan dan yang dapat dipakai untuk
mengantarkan segala pesan secara jelas. Di pusat kerajaan berbagai orang dari
berbagai masyarakat bertemu membicarakan berbagai masalah. Pembicaraan itu pun
biasanya di jalankan dalam suasana resmi dan penuh dengan rasa sopan santun.
Itulah sebabnya, maka
sekarang ini ragam bahasa yang dipakai di pusat negeri biasanya terpakai
sebagai ragam bahasa baku. Ibukota negara seperti jakarta, London, Bangkok,
Bandar Seri Begawan, dan lain-lain menjadi tempat di mana bahasa baku
berkembang. Di Jawa, untuk bahasa Jawa, bahasa yang dipakai di pusat kesultanan
di Yogyakarta dan Surakarta pun menjadi bahasa sunda
5. Martabat dan
Kemampuannya
Bahasa baku biasanya
mempunyai prestise yang lebih tinggi dari pada dialek-dialek non-baku. Harkat
bahasa baku itu tinggi, karena bahasa itu mempunyai kemampuan yang tinggi pula,
Sesuatu yang berkemampuan tinggi biasanya memiliki derajat yang tinggi juga di
mata orang.
Bahasa baku dapat dipakai untuk mengkomunikasikan titah raja. Bahasa baku dapat dipakai untuk membuat undang-undang negara. Bahasa baku dapat dipakai untuk bermusyawarah di dalam parlemen, kabinet, dan pertemuan politik yang lain. Bahasa baku dapat dipakai untuk membuat transaksi bisnis tingkat tinggi Bahasa baku dapat dipakai di dalam perkuliahan, untuk menyampaikan disertasi, dan berbagai tesis ilmu pengetahuan. Bahasa baku dapat dipakai untuk menyampaikan buah kesenian yang sifatnya indah permai. Bahasa baku dapat dipakai untuk menyampaikan khotbah dan pengajian. Semakin besar kemampuan bahasa baku ini, semakin besar pula hormat kepadanya. Rasa hormat ini timbul dari para pemakainya dan juga dari orang-orang asing.
Bahasa baku dapat dipakai
untuk berkomunikasi secara relatif sangat jelas dan tidak menimbulkan banyak
keragu-raguan. Paling tidak ragam bahasa baku inilah yang paling baik untuk
berkomunikasi, bilamana kejelasan dan ketepatan pesan yang dikehendaki.
6. Prasyarat Bagi
Tumbuhnya
Timbulnya bahasa baku dipermudah oleh
kemudahan perhubungan. Perbaikan sarana transportasi dan media massa juga
berakibat pada semakin kuatnya bahasa baku. Oleh karena itu, kalau jaman dulu
pada waktu perhubungan sukar, ialah jaman memencarnya bahasa menjadi
berbagai-bagai dialek dan sub dialek, maka sekarang, setelah saling hubungan
menjadi mudah, ragam bahasa bakulah yang menjadi kuat. Karena sarana
perhubungan yang menjadi semakin lancar, sekarang ini bahkan sudah banyak orang
merasa khawatir bahwa bukan saja dialek dialek akan menjadi lenyap, akan tetapi
bahasa-bahasa daerah yang kecil jumlah pemakainya pun akan lenyap. Mereka itu
dikhawatirkan hilang, karena semua orang akan memilih menggunakan bahasa yang
dapat dimengerti oleh orang yang lebih banyak. Lenyapnya bahasa-bahasa yang
kecil itu dikhawatirkan akan berakibat juga pada lenyapnya akar-akar kebudayaan
yang dianggap positif. Di negara-negara Melayu di Asia Tenggara ini, sekarang
kita saksikan bersama bahwa beberapa bahasa baku yang ada pun semakin lama
semakin menjadi serupa. Semakin baik saling hubungan antara Indonesia,
Singapura, Malaysia, dan Brunei, semakin mendekatlah bentuk ragam bahasa
standar yang terpakai di masing-masing negara ini.
7. Penyebar Bahasa Baku
Karena saling hubungan
yang menjadi bertambah baik, ragam bahasa standar itu semakin menyebar pula.
Radio, televisi, surat kabar, majalah, film, komunikasi kedinasan, guru-guru
khatib, dan juru dakwah, buku-buku ilmu pengetahuan, buku buku tata bahasa dan
kamus, kaset-kaset yang mengandung cerita dan lagu, dan bahkan para pelancong
pun dapat menjadi agen penyebar ragam bahasa baku ini. Melalui mereka ini,
orang-orang mendengarkan dan mengamati pemakaian ragam bahasa baku dan dari
mereka itu pula orang-orang dapat memperoleh model percontohan yang dapat
dipakai sebagai panutan.
Karena macam pelaku
penyebaran ragam bahasa standar itu begitu banyak, maka di waktu-waktu yang
akan datang dapatlah diharapkan bahwa laju penyebaran ragam bahasa standar itu
akan menjadi semakin lancar. Karena itulah, maka kekhawatiran akan lenyapnya
berbagai dialek dan bahasa daerah lalu timbul.
8. Cara Penyebarannya
Cara timbulnya dan
penyebaran ragam bahasa baku dapat disengaja dan dapat juga tidak disengaja.
Sebagai misal, di negara Amerika Serikat, orang tidak mempunyai lembaga khusus
yang mengurusi perkembangan dan pembinaan bahasa yang dipakai di negeri itu.
Akan tetapi, berkat bekerjanya faktor-faktor seperti tersebut di atas, maka
sekarang ini pemakaian bahasa Inggris sudah menjadi amat mantap. Bukan saja pemakaian
bahasa Inggris sebagai bahasa nasional menjadi mantap, akan tetapi ragam bahasa
standar pun telah kelihatan tumbuh menjadi semakin mantap, mengalahkan
dialek-dialek lain yang lebih kecil yang ada di sekitarnya. Menurut gelagatnya,
lambat-laun apa yang disebut sebagai General American English akan menjadi
kenyataan pula. Ada kesediaan yang cukup besar bagi rakyat Amerika untuk saling
mendekatkan dialek mereka satu sama lain. Di samping faktor-faktor seperti
media massa, guru, buku-buku, dan sarana pertunjukan yang telah menjadi
penyebab timbul dan tersebarnya ragam bahasa standar, mobilitas yang tinggi
rakyat Amerika juga telah sangat membantu mendekatkan dialek-dialek yang ada
menjadi ragam bahasa standar. Ragam bahasa standar dapat dengan sengaja dipilih
dan disebarkan ke seluruh negeri. Di Indonesia dikatakan bahwa bahasa standar
itu diambil dari apa yang disebut bahasa Melayu Tinggi. Kemudian, bahasa itu
ditulis oleh para pakar bahasa Melayu ke dalam buku-buku tata bahasa dan kamus,
dan kemudian disebarkan ke seluruh negeri. Guru-guru sekolah diperintahkan
untuk mengajarkan bahasa Melayu Tinggi itu. Buku-buku dan surat kabar
dianjurkan untuk ditulis di dalam bahasa Melayu Tinggi itu. Perkembangan dan
pembinaan bahasa ini pun diasuh secara khusus oleh suatu lembaga resmi yang
sekarang ini bernama pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan Sastra. Tentu
perkembangan itu tidak semuanya dapat dikembalikan oleh badan itu, karena
didalam kebijakan Pengembangan Bahasa itu pun disebutkan bahwa untuk memperkaya
bahasa nasional dibenarkan juga adanya pengaruh dari berbagai pihak.
Referensi:
Poedjosoedarmo,
Soepomo. 2001. Filsafat Bahasa. Surakarta : Muhammadiyah University Press.
Post a Comment