Morfem, Morf, dan Alomorf
O'Grady dan Dobrovolsky (1989:91) menyatakan bahwa kata bukanlah satuan bahasa terkecil yang bermakna, karena kata dapat diuraikan lebih lanjut. Satuan-satuan bahasa terkecil yang bermakna adalah morfem yang bersifat arbitrer, yang berarti hubungan antara bunyi dari suatu morfem dengan maknanya sama sekali bersifat konvensional, bukan berakar pada objek yang diwakilinya. Sejalan dengan definisi ini, Akmajian dkk. (1984:58) menyatakan bahwa morfem ada lah satuan terkecil dari pembentukan kata dalam suatu bahasa yang tidak dapat diuraikan lebih lanjut ke dalam bagian-bagian yang bermakna atau yang dapat dikenal.
Menurut Bauer (1987: 13-17), satuan-satuan dasar analisis yang dikenal dalam morfologi adalah morfem. Sebagai contoh, perhatikan bentuk kata untouchables. Bentuk kata ini dapat dipilah-pilah untuk memperlihatkan unsur-unsur konstituennya, yaitu un-touch-able-s. Tiap-tiap bagian ini mempunyai bentuknya sendiri, maknanya sendiri, dan distribusinya sendiri. Jadi, un- mempunyai bentuk fonologis tetap /An, makna negasi, dan muncul dalam kata-kata seperti unavailable, unbelievable, undone; touch mempunyai bentuk fonologis dan makna tetap, dan muncul dalam bentuk-bentuk kata seperti touched, touches, touchy: -able kadang-kadang muncul sebagai ible, mempunyai makna tetap, dan muncul dalam kata-kata seperti advisable, comparable, distikable: s mempunyai bentuk fonetis /s, z, iz/ dengan makna pluralities yang tetap, dan muncul dalam kata-kata seperti cats, boys, fishes Tidak ada di antara ruas-ruas untouchables yang dapat dibagi lebih lanjut ke dalam ruas-ruas yang lebih kecil: tiap-tiapnya mewakii suatu morfem. Morfem dapat didefinisikan sebagai satuan minimal dari analisis gramatikal.
Pada dasarnya, morfem, seperti leksem dan fonem, tidak terjadi: morfem adalah unsur abstrak dari analisis, dan apa yang sesungguhnya terjadi adalah dalam bentuk fonetis (atau ortografis) yang mewakili morfem. Apabila untaian fonetis (atau ortografis) yang merealisasikan morfem dapat dipilah-pilah, maka bagian-bagian itu diistilahkan morf Jadi, dalam bentuk untouchables bagian-bagian yang dipilih merupakan morf, tiap-tiapnya mewakili sebuah morfem. Morf dapat didefinisikan sebagai bagian atau ruas dari bentuk kata yang mewakili suatu morfem tertentu.
Alomorf adalah konsep dasar ketiga yang diperlukan untuk analisis morfologis. Dalam bahasa Inggris, misalnya, morfem plural dalam bentuknya yang teratur mempunyai tiga realisasi fonologis yang berbeda. Morfem itu direalisasikan sebagai fiz/ sesudah konsonan sibilan atau desis/s, Z. z. cj seperti dalam horses, churches, direalisasikan sebagai s/ sesudah obstruen tak bersuara lainnya, seperti dalam books, deaths; dan direalisasikan sebagai / di tempat lain, seperti dalam bags, bones, boys Kemunculan bentuk-bentuk ini tergantung kepada lingkungan fonetis, yakni ditentukan secara fonetis. Bentuk jamak dari leksem OX adalah oxen. OX satu-satunya leksem yang jamaknya dibentuk dengan menambahkan -en. Varian morfem jamak ditentukan oleh leksem: ditentukan secara leksikal. Perhatikan sekarang bentuk tunggal genitif dari kata sandang tentu dalam bahasa Jerman. Dengan nomina maskulin seperti MANN atau bentuk netral seperti KIND, bentuk kata sandang tentu genitif singular adalah des; dengan nomina feminin seperti FRAU, kata sandang definit singular adalah der. Bentuk kata sandang definit singular genitif tidak ditentukan oleh bentuk fonetis dari nomina atau kata lain dalam kalimat, juga tidak ditentukan oleh leksem khusus, tetapi oleh ciri gramatikal nomina yang digunakan bersamanya, yaitu gender. Hal ini dapat dikatakan ditentukan secara gramatikal. Alomorf adalah anggota dari himpunan morf yang mewakili morfem khusus yang ditentukan secara fonetis, leksikal, atau gramatikal.
Referensi :
Ba’dulu, Abdul Muis dan Herman. 2010. Morfosintaksis. Jakarta : Rineka Cipta
Post a Comment