Wednesday, September 16, 2020

Metode dan Langkah-Langkah Diskusi

Metode Diskusi 

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, apabila peserta didik-peserta didik dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pemyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Kata diskusi berasal dari bahasa latin discussion, discussion, atau discussum yang berarti memeriksa, memperbincangkan, membahas.

Langkah-langkah Pelaksanaan Diskusi

Secara garis besarnya langkah-langkah pelaksanaan diskusi adalah sebagai berikut:

1) Pre-discussion (sebelum diskusi) atau tahap persiapan

a. memilih dan menetapkan topik atau tema atau sekurang kurangnya mengidentifikasi sejumlah pokok-pokok masalah yang merupakan alternatif untuk dipilih dan didiskusikan.

 b.mengidentifikasikan dan menetapkan satu atau beberapa sumber bahan bacaan atau informasi yang hendaknya dibaca atau dipelajari oleh peserta didik (calon peserta, participans) sehingga kalau memasuki arena diskusi diharapkan telah membawa bahan pemikiran (frame of reference) yang sama. 

c.menetapkan atau menyediakan alternatif komposisi dan struktur komunikasi kelompok diskusi

 (a) pola roda

(b) pola rantai

 (c) pola huruf Y 

(d) pola berganda (all channel)

(e) pola lingkaran.

During the meeting (selama berlangsungnya Peranan guru dan peserta didik)

Dalam pola teacher centrality Guru berperan sebagai:

initiator, mengantarkan dan menampilkan masalah untuk didiskusikan;

direktor, mengarahkan pembicaraan kepada pokok persoalan yang harus dipecahkan;

moderator, mengatur lalu lintas pembicaraan dan memantulkan kembali permasalahan kepada peserta;

encourager, mendorong dan memberikan semangat kepada semua peserta untuk memberikan kontribusi dan berpartisipasi

Evaluator: harus selalu menilai kemajuan yang telah dicapai dalam pembicaraan, menyimpulkan pendapat dan mengakhiri kegiatan diskusi sesuai dengan tahapan-tahapan kegiatan serta waktu yang tersedia. 

Peserta didik berperan sebagai:

kontributor, dengan memberikan informasi, sumbangan pemikiran, dengan bertanya atau  menjawab pertanyaan;

pembanding  atau penyanggah,  memberikan pendapat lain yang berbeda dan  menunjukkan kelemahan-kelemahan argumentasi orang lain;

 evaluator, dapat juga saling menilai seberapa jauh keberhasilan diskusi

 Dalam pola student centrality Guru berperan sebagai: 

Initiator, menampilkan masalah untuk didiskusikan: orang sumber atau konsultan, memberikan informasi dan berbicara jika memang sangat diperlukan

encourager, memberikan semangat kalau kelompok kurang menunjukkan kemajuan; 

observer dan evaluator, mengobservasi dan menilai keberhasilan proses dan hasil pemecahan masalahnya. 

Peserta didik berperan sebagai:

moderator, bertugas mengarahkan dan memimpin diskusi, mengatur lalu lintas pembicaraan dan memantulkan permasalahan kepada peserta (floor);

Encourager, mengatur pembagian kesempatan dan mendorong rekan-rekannya berbicara;

Kontributor memberikan bahan informasi, sumbangan pikiran secara konstruktif bagi permasalahan yang dihadapi:

Evaluator, memiliki kemajuan jalannya pembicaraan dan tingkat pemecahan masalah yang dihadapi

After the meeting (setelah selesai diskusi)

a. guru dan peserta didik bersama-sama menilai kemajuan yang dicapai baik mengenai proses maupun tingkat pemecahan masalah yang dicapai.

b. guru dan peserta didik menetapkan langkah lanjutan, apa yang harus dikerjakan setelah diskusi dilaksanakan, misalnya diskusi lanjutan, pengumpulan informasi atau penilaian atau observasi, percobaan, atau uji coba dan sebagainya.

Kelebihan dan kelemahan Diskusi

metode diskusi ini telah memberikan beberapa manfaat, antara lain:

1) memungkinkan penguasaan perilaku kognitif (proses mental; logic reasoning, berpikir kritis) yang lebih tinggi,

2) menumbuhkan sikap saling memahami, tenggang rasa mengendalikan diri melalui proses sosialisasi yang demokratis:

3) menguatkan daya ingatan (retensi), memudahkan transfer, menumbuhkan motif intrinsik untuk belajar, 

4) memupuk semangat kerjasama dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi melalui proses berpikir secara kelompok.

Beberapa ahli mengatakan bahwa kelemahan utama metode ini adalah

a. banyak memakan waktu (time consuming), tidak dapat dipakai pada kelompok besar, 

b.peserta mendapat informasi yang terbatas, sering dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri dan kalau guru kurang menguasai penggunaannya sering pembicaraan kurang mencapai sasaran yang diharapkan.

Referensi:

Rahmat, Pupu Saeful. 2019. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: Scopindo


Post a Comment

avatar
Admin Purwarupalingua Online
Welcome to Purwarupalingua theme
Chat with WhatsApp