Konvensi Naskah
1. Konvensi Naskah
Konvensi naskah adalah Penulisan naskah karangan ilmiah berdasarkan kebiasaan aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Kelaziman dan kesepakatan ini cenderung menjadi aturan baku yang digunakan oleh para akademisi di perguruan tinggi. Namun, penulisan naskah ilmiah tidak sebatas pada kegiatan akademis di perguruan tinggi. Para profesional dalam berbagai bidang disiplin ilmu yang bekerja di berbagai lembaga pemerintah dan swasta, baik di dalam maupun di luar negeri cenderung menggunakan model naskah yang sudah lazim atau berdasarkan konvensi.
Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencakup aturan pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya
2. Pengetikan
Persyaratan pengetikan teks karangan ilmiah mencakup penggunaan kertas, batas margin, spasi, bentuk dan ukuran huruf
1) Kertas pilih satu dari dua jenis ukuran berikut ini.
(a) Kertas berukuran kuarto (21,59 x 27,94 cm) atau leter pada Microsoft Word. Setiap lembar kertas diketik pada satu sisi halaman dan tidak bolak-balik.
(b) Kertas berukuran A4 (21 x 29,7 cm) atau format kertas A4 pada Microsoft Word. Setiap lembar kertas diketik pada satu halaman
2. Pengetikan:
(1) Batas margin kertas dari tepi atas 4 cm, kiri 4 cm, bawah 3 cm, dan kanan 3 cm atau mengikuti sistem komputer.
(2) Naskah ditulis dengan huruf pika, arial, atau times new roman pada MS Word Komputer; judul diketik dengan font 16 s.d. 20 atau disesuaikan dengan panjang-pendek judul jika panjang menggunakan huruf yang lebih kecil dengan mempertimbangkan estetika penampilan
(3) Margin kiri-kanan diusahakan lurus, tanpa merusak kaidah bahasa, pemenggalan kata, serta memperhatikan tanda baca hubung, dan jarak antar kata. Jarak tajuk atau judul bab dari tepi kertas sebelah atas 6,5 cm atau 3 cm dari margin atas.
4) Jarak spasi jarak antarbaris dua spasi, jarak antar paragraf tiga spasi, jarak antara teks dan contoh tiga spasi, jarak antara tajuk dan uraian empat spasi, jarak antara uraian dan subjudul di bawahnya tiga spasi.
3. Pengorganisasian Karangan
Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal Lebu hewan yang baik, benar, cermat, logis, penguasaan wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis secara memadai: dan format pengetikan yang sistematis.
Unsur Karangan Ilmiah:
Karangan ilmiah terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut.
Pelengkap Pendahuluan
Judul sampul
Halaman judul
Halaman persembahan (kalau ada)
Halaman pengesahan (kalau ada)
Kata Pengantar
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Gambar Daftar Tabel
Inti Karangan/Bagian Utama Karangan
Pendahuluan Bagian Utama
Kesimpulan
Pelengkap Simpulan
Daftar Pustaka Lampiran
Indeks
Riwayat Hidup Penulis
4. Pelengkap Pendahuluan
4.1 Halaman Sampul dan Halaman Judul
1. Judul atau nama karangan.
Halaman judul menentukan nama karangan. penjelasan adanya tugas, nama pengarang, kelengkapan identitas pengarang (nomor induk/registrasi, kelas, nomor absen), nama unit studi (unit kerja), dan nama lembaga (jurusan, fakultas, universitas) nama kota, dan tahun penulisan
Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhtikan unsur-unsur sebagai berikut.
(1) Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
(2) judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya
(3) Sampul: nama karangan, penulis, penerbit.
(4) Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis dan penerbit.
(5) Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).
(6) Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
(7) Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya
(8) Sampul: nama karangan, penulis, penerbit.
(9) Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, dan penerbit
(10) Bagian-bagian yang tertulis pada halaman judul:
a. Judul: diketik dengan huruf kapital,
b. Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat, misalnya
Makalah ini Dususun untuk Melengkapi Ujian Akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Genap 2004
Skripsi ini diajukan untuk melengkapi ujian sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.
c. Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, Di bawah nama dituliskan Nomor Induk Mahasiswa (NIM), misalnya:
DEWI KARTIKA 1302510255
Untuk mencegah kesalahan penilaian, makalah akhir semester dapat ditambahkan kelas/seksi dan nomor urut absen di samping NIM
d. Logo universitas untuk skripsi, tesis, dan disertasi, makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo
e. Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, universitas, na dengan huruf kapital, misalnya nama kota, dan tahun ditulis menggunakan huruf kapital
JURUSAN AKUNTANSI, FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA. 2004
Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal:
(1) komposisi tidak menarik,
(2) tidak estetik,
(3) hiasan gambar tidak relevan
(4) variasi huruf jenis huruf,
(5) kata ditulis oleh,
(6) kata NIM/NRP
(7) hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi,
(8) kata-kata yang berisi slogan,
(9) ungkapan emosional, dan
(10) penulisan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi.
4.2 Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditandatangani oleh pembimbing, pembaca penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya.
Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi teknis, pembaca/penguji, dan ketua program/jurusan ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Skripsi diajukan kepada sidang pengui akademis setelah disetujui oleh pembimbing dan pembaca/penguji. Penulis skripsi dinyatakan lulus jika skripsinya telah diuji di hadapan sidang terbuka/tertutup dan telah ditandatangani oleh semua nama yang tercantum dalam halaman pengesahan. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
a menggarisbawahi nama dan kata-kata lain,
b. mencetak nama dengan huruf kapital seluruhnya,
c. tulisan melampau garis tepi,
d. menggunakan titik atau koma pada akhir nama
e. menulis nama tidak lengkap,
f. menggunakan huruf yang tidak standar,
g. tidak mencantumkan gelar akademis,
h. menuliskan kata bapak atau ibu di depan nama.
4.3 Kata Pengantar
Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis karangan ini dilakulan. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi. thesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata Pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut. Perhatikan unsur unsur yang harus dicantumkan dan cara penulisannya.
(1) ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(2) penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah,
(3) penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah.
(4) penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang. sekelompok orang, atau organisasi/lembaga.
(5) ucapan terima kasih kepada seseorang/lembaga yang membantu.
(6) penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda tangan,
(7) harapan penulis atas karangan tersebut,
(8) manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran,
Hal-hal yang harus dihindarkan.
(1) menguraikan isi karangan.
(2) mengungkapkan perasaan berlebihan.
(3) menyalahi kaidah bahasa.
(4) menunjukkan sikap kurang percaya diri,
(5) kurang meyakinkan,
(6) kata pengantar terlalu panjang,
(7) menulis kata pengantar semacam sambutan kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca kalimat tidak efektif.
4.4 Abstrak
Untuk mengetahui keseluruhan isi karangan yang berupa laporan atau dokumen dalam waktu amat singkat diperlukan abstrak. Dengan abstrak ini, pembaca laporan dapat memanfaatkan informasi laporan tanpa membaca laporan ahli, misalnya tindakan cepat dan akurat setelah mengetahui isi laporan Untuk itu, perhatikan cara menulis abstrak berikut ini.
Abstrak adalah suatu bentuk penyajian singkat sebuah laporan atau dokumen yang ditulis secara teknis, tulis, tanpa kritik atau penafsiran penulis abstrak. Abstrak juga dapat didefinisikan "abstrak adalah pernyataan singkat tetapi akurat dari isi dokumen tanpa menambah tafsiran atau kritik dan tanpa membedakan untuk siapa abstrak itu dibuat. Selain itu, dapat didefinisikan pula bahwa abstrak alah uraian singkat tetapi akurat yang mewakili isi dokumen, tanpa menambah interpretasi atau kritik dan tanpa melihat siapa pembuat abstrak tersebut.
1) Karakteristik abstrak:
(1) Singkat tidak memuat latar belakang, tidak memuat contoh, tidak memuat penjelasan alat, cara kerja, dan proses yang sudah lazim) dikenal, tidak lebih dari 250 kata, hanya memuat: (1) metode kerja dari pengumpulan data sampai dengan penyimpulan, dan (2) data yang sudah diolah.
(2) Berketelitian tinggi: (1) menggunakan sumber dokumen asli secara cermat, mudah dipahami, dan (2) menggunakan kata atau istilah yang sama dengan dokumen aslinya.
(3) Bentuk tulisan: (1) informatif kualitatif atau kuantitatif bergantung pada naskah asli, dan (2) deskriptif, analisis, induktif, atau deduktif.
(4) bergantung pada struktur naskah asli:
a. judul laporan/dokumen asli,
b. nama asli penulis laporan (dokumen).
c. tujuan dan masalah,
d. cara kerja, proses, atau metode kerja.
e. hasil kerja dan validitas hasil,
f. kesimpulan
g. inisial penulis abstrak
Jenis Abstrak:
(1) Abstrak Indikatif yaitu abstrak yang menguraikan secara singkat masalah yang terkandung dalam dokumen lengkapnya. Abstrak ini tidak memadatkan isi dokumen asli, bertujuan agar lebih cepat diketahui isinya dan hanya memberikan indikasi sasaran cakupan tulisan sehingga pembaca dapat mempertimbangkan apakah tulisan asli perlu dibaca atau tidak. Pembaca abstrak cenderung mementin kan informasi yang diperlukan sebagai pertimbangan untuk suatu tindakan tertentu.
(2) Abstrak Informatif yaitu miniatur laporan atau dokumen asli dengan menampilkan selengkap mungkin data laporan sehingga pembaca abstrak tidak perlu lagi membaca naskah aslinya, kecuali untuk mendalaminya. Abstrak informasi menyajikan keseluruhan naskah asli dalam bentuk mini: judul, penulis asli, lembaga, tujuan, metode pembahasan atau analisis, hasil analisis, kesimpulan, dan kode initial penulis abstrak.
4.5 Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan ilmiah. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, subbab, dan unsur-unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan
Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-subbab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan. Jika menggunakan angka desimal, angka pertama nomor Bab I pada baris pertama harus diikuti secara lurus dengan angka pertama nomor Bab II, Bab III, dan seterusnya. Untuk menghasilkan daftar isi yang baik, perhatikanlah hal-hal berikut ini.
(1) Setiap judul bab dan subbab disusun secara paralel dan konsisten.
(2) Rincian subbab maksimal empat angka.
(3) Nomor dan penggunaan huruf (huruf kapital, dan huruf kecil) berfungsi sebagai ciri atau penanda judul bab, subbab, dan rincian. Setiap judul bab ditulis dengan huruf kapital seluruhnya: subbab, dan rincian ditulis dengan huruf kapital pada setiap awal kata; kata tugas (misalnya: yang, kepada, dari) ditulis dengan huruf kecil seluruhnya.
(4) Nomor halaman berfungsi untuk merujuk judul bab, subbab, dan tincian. Untuk memudahkan pembacaan, judul dan nomor halaman dihubungkan dengan titik-titik.
(5) Tajuk bab, subbab, dan rincian harus menggambarkan isi karangan, dan disusun sesuai dengan karangan.
(6) Skripsi dan makalah yang lebih dari 10 halaman harus menggunakan daftar isi.
(7) Daftar isi tidak sama dengan kerangka karangan. Kerangka menggambarkan uraian (analisis dan sintesis) bagian utama karangan, sedangkan daftar isi mencantumkan seluruh unsur pelengkap pendahuluan, bagian utama (isi) karangan, dan pelengkap penutup.
4.6 Daftar Gambar
Setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis di dalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar dan nomor halaman.
4.7 Daftar Tabel
Setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar ini menginformasikan nama tabel dan nomor halaman.
5. Naskah Utama Karangan
5.1 Pendahuluan
Pendahuluan adalah Bab I karangan. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan. Keseluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca pada materi yang akan dibahas, dianalisis - sintesis, dideskripsi, atau diuraikan pada bab kedua sampai dengan bab terakhir.
Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok pikiran yang harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut:
1) Latar belakang masalah, menyajikan:
(a) Penalaran (alasan yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif.
(b) Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya, memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan datang.
(c) Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbitan terbaru,
(d) Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan,
gunakan kata tanya yang menuntut adanya analisis, misalnya bagaimana ... mengapa ... misalnya: Bagaimana pengaruh teknologi terhadap pelestarian budaya tradisi. Bagaimana hubungan X terhadap Y. Bagaimana upaya mengatasi kemiskinan masyarakat kumuh di Kelurahan Pulogadung. Mengapa budaya tradisi kurang berkembang?
(e) Tidak menggunakan kata apa karena tidak menutut cukup dijawab dengan ya atau tidak.
2. Tujuan penulisan berisi
1. Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X terhadap Y membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru, menguraikan pengaruh X terhadap Y.
2. Upaya pokok yang harus dilakukan, misalnya: mendeskripsikan data primer tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta; mendeskripsikan data sekunder tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta: mendeskripsikan kreativitas baru yang meru pakan sinergi budaya tradisi dan teknologi mutakhir, membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru: membuktikan bahwa pembangunan lingkungan permukiman kumuh yang tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah.
3. Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua. tujuan juga dirinci menjadi dua.
3. Ruang lingkup masalah berisi
(a) Pembatasan masalah yang akan dibahas;
(b) Rumusan detail masalah yang akan dibahas sesuai dengan ragangan;
(c) Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap variabel.
4) Landasan teori menyajikan:
(a) Deskripsi atau kajian teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip teori, pendapat ahli dan pendapat umum, hukum, dalil, atau opini yang digunakan sebagai landasan pemikiran kerangka kerja penelitian dan penulisan sampai dengan kesimpulan atau rekomendasi.
(b) Penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam mengembangkan konsep penulisan, penalaran, atau alasan menggunakan teori tersebut.
5. Sumber data penelitian berisi:
(a) Sumber data sekunder dan data primer,
(b) Kriteria penentuan jumlah data,
(c) Kriteria penentuan mutu data,
(d) Kriteria penentuan sampel, dan
(e) Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.
6. Metode dan Teknik Penulisan
a) Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya: metode kuantitatif, metode kualitatif, metode deskriptif, metode komparatif, metode korelasi, metode eksploratif atau metode eksperimental
b) Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan.
7) Sistematika penulisan berisi
(a) Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama dan kesimpulan.
b) Penjelasan lambang-lambang simbol-simbol, atau kode (kalau ada)
Butir 1 sampai dengan 7 di atas wajib digunakan dalam penulisan skripsi. sedangkan untuk makalah ilmiah dapat menggunakan butir 1 sampai dengan 4 atau 5.
5.2 Inti Karangan
Bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi ujian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:
1) Ketuntasan materi
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoritik) maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran.
2) Kejelasan uraian/deskripsi: .
a. Kejelasan konsep
Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh. jelas, dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke subbab, dari subbab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan dan coherence. terutama dalam menganalisis, menginterpretasikan (menafsirkan) dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
b. Kejelasan Bahasa:
1) Kejelasan dan ketepatan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya. Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau denotatif lebih baik daripada kata konotatif atau kata kias
(2) Kejelasan makna kalimat - tidak bermakna ganda, mengguna kan struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif secara benar
(3) Kejelasan makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat paragraf: kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi (dengan repetisi, kata ganti, paralelisme, kata transisi), dan menghina- kan pikiran utama, serta menunjukkan adanya penalaran yang logika (induktif, deduktif, kausal, kronologis, spasial).
c. Kejelasan penyajian dan kebenaran fakta:
Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara lain: penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang penting: kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu didukung dengan gambar, grafik, bagan, tabel, diagram, dan foto-foto. Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan kepastiannya.
Misalnya: (1) Fakta geografi: Mataram (Lombok), Mataram (Yogyakarta), Ciawi (Bogor). Ciawi (Tasik)
(2) Fakta sejarah: Hari Ibu 13 Desember. Hari Kartini 22 April, Hari Pemuda 28 Oktober, Hari Pahlawan 11 November
(3) Fakta ilmiah: air murni - H202, oksigen 02
(4) Fakta statistik: angka mortalitas, angka natalitas, angka signifikansi, angka simpangan baku, dan jumlah penduduk;
(5) Nama geografi: Tokyo atau Tokio, Yogyakarta atau Yogya (6) Nama diri: Chairil atau Khairil, H.B. Yassin atau HB Yaxin
3. Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan:
a. Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan: penelitian membuktikan bahwa. uji laboratorium membuktikan bahwa..
survei membuktikan bahwa...
b. Kesalahan:
a. pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah nalar, dan penjelasan tidak tuntas,
b. alur pikir (dari topik sampai dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi.
c. pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang) operasional,
d. Proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias,
e. Uraian tidak sesuai dengan judul.
5.3 Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian penting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah selengkapnya cenderung membaca bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Untuk menghasilkan kesimpulan yang baik, perhatikan persyaratan berikut ini:
1) Persyaratan materi atau isi:
(1) Kesipulan berupa interpretasi atas hasil analisis, dapat berupa inferensi dan dapat pula berupa implikasi. Inferensi adalah kerim- pulan berdasarkan referensi, tidak melibat data secara langsung sedangkan implikasi adalah kesimpulan yang melibat data.
(2) Kesimpulan menyajikan gambaran isi karangan yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya secara singkat dan meyakinkan.
(3) Kesimpulan skripsi/makalah disertai saran-saran yang ditujukan secara jelas kepada seseorang, sekelompok orang, atau sekelompok orang dalam lembaga tertentu.
(4) Kesimpulan jawaban masalah yang telah dirumuskan dalam pendahuluan
(5) Kesimpulan merupakan bab penutup berisi uraian singkat atau rincian yang merupakan konsekuensi pembahasan bab-bab sebelumnya.
(6) Kesimpulan tidak menyajikan kutipan dan definisi.
(7) Kesimpulan tidak menyajikan hal-hal yang tidak diuraikan sebelumnya.
2) Persyaratan bahasa
Secara umum persyaratan ejaan, pilihan kata, kalimat dan paragraf, berupa dengan persyaratan bahasa pada naskah utama. Perbedaan terdapat pilihan kata terutama kata-kata transisi yang cenderung menunjukkan hubungan penegas, misalnya dengan demikian, jadi, dapat disimpulkan bahwa, fakta menunjukkan adanya kecenderungan, hubungan yang menyatakan hasil atau akibat, misalnya: jadi, hasilnya, akibatnya.
3) Penyajian:
Kesimpulan dapat disajikan dalam bentuk paragraf semacam esai dan dapat berupa butir-butir rincian. Jika rumusan masalah dalam pendahuluan ada dua butir, kesimpulan sekurang-kurangnya juga dua butir. Dalam skripsi, judul kesimpulan diawali dengan bab menjadi bab kesimpulan ditulis dengan huruf kapital seluruhnya. Dalam makalah, judul tanpa bab, langsung kata kesimpulan.
6. Pelengkap Penutup
6.1 Daftar Pustaka
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Untuk membuat daftar pustaka yang baik, pelajarilah catatan kaki dan bibliografi.
6.2 Lampiran (Apendiks)
Lampiran merupakan pelengkap karangan ilmiah Lampiran dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analitis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah.
6.3 Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berhimpun memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan
6.4 Riwayat Hidup
Penulis Buku, skripsi, thesis, disertasi, dan makalah ilmiah perlu disertai daftar riwayat hidup. Skripsi menuntut daftar riwayat hidup penulis lebih lengkap. Makalah tidak menurut riwayat hidup penulis selengkap pada skripsi. Hal penting yang perlu dituliskan dalam makalah, antara lain: nama, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman kerja, dan karya ilmiah yang terkait dengan materi makalah.
Referensi:
Widjono. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo
Post a Comment