Sunday, September 6, 2020

Diskusi

 Diskusi

Artinya, suatu komunikasi timbal balik dengan sarana bahasa secara langsung antara dua orang atau lebih untuk memperdalam pemahaman suatu masalah, agar sedapat mungkin (lebih) mencapai kesepahaman. Bahan diskusi dapat mengenai segala hal yang dipermasalahkan oleh kedua belah pihak (semua pihak) yang ikut serta berdiskusi. Pengertian lainnya, menjelaskan bahwa diskusi berasal dari kata bahasa Latin: discutere, yang berarti membeberkan masalah. Dalam arti luas, diskusi berarti memberikan jawaban atas pertanyaan atau pembicaraan serius tentang suatu masalah objektif. Dalam proses ini orang mengemukakan titik tolak pendapatnya, menjelaskan alasan dan hubungan antar masalah. Dalam arti sempit, diskusi berarti tukar-menukar pikiran yang terjadi di dalam kelompok kecil atau kelompok besar. Di dalam diskusi kelompok pada umumnya dikemukakan banyak pikiran, sebab"sebanyak kepala yang ada, sebanyak itu pula pikiran dan pendapat yang ada". Suatu diskusi tidak harus menghasilkan keputusan. Namun, sekurang kurangnya pada akhir diskusi. para pendengar atau pemirsa memiliki pandangan dan pengetahuan yang lebih jelas mengenai masalah yang didiskusikan. Sebab itu, diskusi mempunyai hubungan yang erat dengan proses pembentukan pikiran atau pendapat, sebagaimana sering terjadi dalam media massa. Pokok-pokok yang akan dijelaskan dalam uraian di bawah ini adalah: Bentuk-bentuk diskusi, persiapan diskusi. Pemimpin diskusi. Proses dan Peserta diskusi.

1. Bentuk-Bentuk Diskusi

Bentuk-bentuk dialog sebenarnya ditentukan secara lebih tepat oleh tujuan dan isi diskusi. Selanjutnya bentuk itu juga menentukan fungsi dari pemimpin diskusi dan para peserta yang mengambil bagian da lam diskusi. Pembagian bentuk diskusi dalam uraian ini berdasarkan tujuan, isi dan para peserta.

A.Diskusi  FAK

Bentuk diskusi ini bertujuan mengolah suatu bahan secara bersama-sama di bawah bimbingan seorang ahli. Diskusi ini diselenggarakan pada akhir suatu ceramah atau makalah yang mengupas tentang suatu masalah dari bidang ilmu tertentu. Pada hakikatnya diskusi fak adalah satu proses saling menukar pikiran dan pendapat untuk mencapai suatu pengetahuan yang lebih tinggi. Diskusi ini dapat membimbing para peserta kepada proses berpikir secara jelas untuk menemukan argumentasi yang tepat dan jitu. Lamanya waktu untuk berbicara dalam ceramah umumnya sudah ditetapkan sebelumnya. Hal ini untuk menghindarkan kemungkinan penyimpangan dari tema dan terutama untuk memaksa para peserta agar mengungkapkan pikirannya secara singkat, tetap. padat dan efektif.

B. Diskusi Podium

Diskusi podium adalah penjelasan masalah oleh wakil dari berbagai kelompok dan pendapat. Atau diskusi yang diadakan oleh wakil wakil terpilih bersama dengan atau tanpa plenum. Dalam diskusi podium, masalah-masalah yang bersifat umum dijelaskan secara terbuka. Sebuah contoh:

Masalah tentang kenaikan uang sekolah. Hal ini menyangkut para guru, para murid dan para orangtua. Masalah ini dapat di selesaikan lewat diskusi podium. Prosesnya sebagai berikut:

Carilah seorang moderator (pemimpin diskusi), sebaiknya seorang yang netral. yang bukan anggota dari kelompok-ke lompok yang berkepentingan dalam masalah. Yang perlu di undang untuk menjadi pembicara dalam diskusi ini adalah: Kepala Sekolah, salah seorang guru, wakil dari para siswi-siswi dan wakil orangtua.

Hal yang harus diperhatikan dalam diskusi podium adalah supaya setiap pembicara berbicara dari sudut pandangannya, sehingga menampilkan pandangan yang berbeda dari pembicara lain sebab diskusi podium akan menjadi lebih menarik, apabila setiap pembicara mewakili pendapat yang berbeda dari kelompoknya. Moderator dapat memberi kesempatan kepada para pendengar untuk mengajukan pertanyaan, setelah setiap pembicara menyampaikan pendapat atau pikirannya. Pertanyaan-pertanyaan ditujukan kepada pembicara dari kelompok tertentu

C. Forum Diskusi

Forum diskusi adalah salah satu bentuk dialog yang sering di pergunakan dalam bidang politik. Forum diskusi ini sebenarnya me rupakan kombinasi dari beberapa bentuk dialog. Dalam percaturan politik para pemimpin partai sering mengadakan forum diskusi se cara terbuka kepada para pendengar atau pemirsa televisi, untuk men jelaskan program, sikap dan tujuan partainya. Proses forum diskusi dapat berlangsung sebagai berikut: Moderator membuka forum diskusi dengan: menyampaikan Selamat Datang; membuka diskusi secara resmi; memperkenalkan para pembicara (termasuk nama partai yang diwakili); mengajukan tema diskusi dan memberi kesempatan secara bergilir kepada para pembicara untuk berbicara. Para calon atau pembicara mengambil tempat pada sisi kiri dan kanan Moderator, sebaiknya di atas podium, atau pada tempat yang mudah dilihat oleh para pendengar. Para pembicara duduk menghadap publik.

Para pendengar adalah orang-orang yang mengemukakan pertanyaan. Sesudah setiap pertanyaan, moderator memberi kesempatan kepada seorang calon untuk mengungkapkan pikiran atau pendapatnya. Sesudah itu diberikan kesempatan kepada calon dari partai lain untuk menyampaikan pendapatnya menurut pandangan partainya Proses yang sama ini berlaku untuk setiap pertanyaan. Moderator harus memperhatikan dalam memberi kesempatan secara bergantian kepada masing-masing calon untuk menjawab pertanyaan.

Forum diskusi ini memiliki kadar demokratis yang tinggi. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa orang harus tetap berpegang pada tema yang sedang didiskusikan. Di samping itu orang juga harus membedakan masalah pribadi dari masalah yang dibicarakan. Masalah pribadi tidak boleh dimasukkan dalam forum diskusi.

D. Diskusi Kasualis

Diskusi kasualis adalah penelitian bersama atas satu masalah konkret atau satu situasi konkret yang mengandung berbagai kemungkinan jalan keluar untuk mencari jalan keluar yang tepat. Demi kelancaran dapat diundang seorang ahli atau yang mengetahui masalah itu untuk menjadi pengarah atau pendamping.

E. Diskusi Umum

Dilihat dari pengorganisasian peserta, diskusi dapat dibedakan pula atas diskusi umum dan diskusi kelompok. Dalam diskusi umum seluruh siswa berada dalam satu ruangan yang sama dan membahas topik yang sama. Diskusi umum seperti ini juga disebut diskusi kelompok besar.  Diskusi Kelompok Kecil . Dalam diskusi kelompok kecil siswa dikelompkkan ke dalam sejumlah kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 7 orang siswa sehingga dalam satu kelas terdapat sejumlah kelompok kecil. Setiap kelompok kecil ditempatkan di ruang yang berbeda atau di bagian yang agak berjauhan dalam ruangan yang sama sehingga tidak terjadi gangguan suara antara kelompok diskusi. Masing-masing kelompok kecil dapat diberi topik yang sama atau yang berbeda tetapi tetap dalam lingkup topik utama yang sama.

F. Diskusi Pleno

Diskusi pleno dimulai dengan diskusi kelompok kecil. Hasil diskusi kelompok kecil kemudian disajikan dalam diskusi pleno dalam mana semua kelompok kecil hadir dan menyajikan hasil diskusi di kelompok masing-masing. Hasil dari diskusi pleno merupakan ringkasan dari hasil diskusi semua kelompok kecil.

2. Jenis-Jenis Diskusi

a. Forum

Setiap pertemuan yang bertujuan mendidik dan yang mem pergunakan berbagai macam teknik pembicaraan dan meng ikutsertakan seluruh peserta secara verbal disebut forum. Dalam forum itu satu atau dua peserta ahli membantu sekitar 20-30 orang untuk berdiskusi tentang suatu hal di bawah pimpinan orang moderator. Bentuk ini kadang kala disebut pula "colloquium" atau "temu wicara".

b. Panel

Dalam panel dua atau tiga orang mendahului para peserta lain mengutarakan pendapat dalam berdiskusi satu sama lain mengenai suatu masalah, yang sudah ditentukan sebelumnya, di bawah pimpinan seorang moderator. Sesudah itu para peserta lain dapat diberi kesempatan untuk menyumbangkan pandangannya, tergantung pada kesempatan dan minat.

c. Seminar

Pertemuan ini merupakan usaha sekelompok orang (5-10 orang) bersama-sama mempelajari dan mendalami suatu masalah dalam lingkup keahlian tertentu, di bawah bimbingan seorang ahli dalam bidang yang bersangkutan. Diskusi dalam seminar berkisar pada masalah-masalah ilmiah.

d. Simposium

Pada zaman Yunani kuno dalam suatu "simposium" lima sampai 20 orang berkumpul di rumah atau ruang makan pribadi untuk bersama-sama menikmati makanan lezat, hiburan, dan persahabatan, agar dapat secara santai membicarakan urusan-urusan bersama. Pada masa sekarang simposium adalah suatu deretan ceramah oleh orang-orang yang dianggap berwibawa dalam bidang masalah yang dibi carakan, di bawah pimpinan seorang moderator.

e. Lokakarya

Di sini peranan/tekanan terutama diletakkan pada penguasaan kecakapan dan pengertian pribadi. Dalam lokakarya para peserta dituntut untuk menyelesaikan suatu program studi dengan bimbingan teori dan praktek dari ahli selama beberapa hari sampai beberapa minggu.

f. Konferensi

Maksudnya: suatu diskusi besar resmi untuk berkonsultasi mengenai masalah besar demi keuntungan semua peserta. Yang khas di sini adalah keresmian dan kebesarannya. Ada pun bahan pembicaraan dapat masalah-masalah ilmiah atau tidak, namun selalu mengenai hal-hal yang menyangkut masyarakat luas.

Tujuannya: untuk saling memberikan dan mendapat informasi yang lebih luas dan dalam, untuk saling memberi dan mendapat inspirasi serta arah tentang suatu masalah, untuk menganalisis dan mencari pemecahan masalah yang bersangkutan.

8. Kongres

Pertemuan ini merupakan konferensi dalam rangka suatu organisasi tertentu dan terlaksana secara berkala pula.

3. Langkah-Langkah Diskusi

1. Memberi penjelasan singkat tentang aturan main diskusi termasuk menyampaikan tujuan yang ingin dicapai. 

2. Melaksanakan diskusi berdasarkan aturan atau kesepakatan yang telah ditetapkan. Kesepakatan itu menetapkan juga tata cara meng ajukan pendapat dan menyangga pendapat orang lain seperti tidak saling menyudutkan dan saling membantah yang berlebihan.

3. Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya. 

4. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas agar tidak melebar dan keluar dari konteks permasalahan. 

5. Memberi penekanan pada pokok-pokok pembicaraan sebagai cara untuk menyimpulkan hasil diskusi. 6. Merefleksi berbagai pendapat yang telah diajukan sebagai bahan untuk diberikan umpan balik dan perbaikan di kemudian hari.

4. Unsur-Unsur Diskusi

A. Pemimpin Diskusi

Pelaksanaan diskusi dan teknik memimpin diskusi adalah dua hal yang sangat menentukan. Pemimpin diskusi berusaha untuk mencapai tujuan diskusi yang sudah ditargetkan. Teknik memimpin oleh pemimpin mempunyai peranan penting untuk menciptakan atmosfer yang dapat memungkinkan percaturan pikiran secara objektif dan untuk menghindarkan konfrontasi antar pribadi. Dalam usaha menciptakan suasana yang baik ada beberapa norma tingkah laku dalam diskusi yang perlu diperhatikan: Pemimpin harus sadar bahwa dia memiliki peranan penengah. Berarti dia bertugas menciptakan keseimbangan antara perbedaan pendapat, baik secara pribadi maupun secara objektif dan menghindarkan pendapat-pendapat yang bersifat ekstrem. Apabila titik tolak dari berbagai pendapat itu sama kuat, maka dia dapat menegaskan bahwa pendapat-pendapat itu benar dan dapat diterima. Cara dan gaya memimpin memainkan peranan yang sangat menentukan dalam diskusi. Pemimpin diskusi harus fleksibel dalam memainkan peranannya, sebab di satu pihak dia bertugas memimpin dan mengarahkan diskusi, namun di lain pihak dia adalah rekan sederajat dari para peserta yang dapat menyumbangkan pikiran dan pendapat. Pemimpin diskusi seharusnya seorang yang dapat diterima oleh kelompok. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa dia harus menahan diri, sehingga orang tidak mendapat kesan bahwa dia mau menonjolkan diri dalam diskusi. Di samping itu, supaya dapat mengarahkan diskusi. dituntut bahwa pemimpin diskusi memiliki pengetahuan yang memadai mengenai masalah yang didiskusikan. Supaya diskusi dapat berjalan lancar. Pendapat lain mengenai tugas pemimpin diskusi yaitu sebagai berikut.

Tugas Pemimpin Diskusi

a. Memimpin diskusi dari awal sampai selesai.

b. Menjamin seluruh peserta memperoleh giliran berbicara menyatakan pendapat.

c. Memelihara dinamika kelompok.

d. Menjaga ketepatan waktu.

e. Memastikan tiap peserta membawa catatan/buku teks/laptop agar setiap pendapat

harus berbasis pada literatur yang benar, bukan debat pokrol.

f. Menjaga agar sekretaris menulis dan menyimpulkan secara benar.

B. Peserta Diskusi

Setiap diskusi memiliki sasaran yang berbeda sesuai dengan masalah yang dibicarakan. Oleh karena itu juga memiliki suasana yang berbeda- beda. Tuntutan yang berlaku bagi pemimpin diskusi pada dasarnya dapat juga berlaku bagi para peserta. Sikap para peserta sangat mempengaruhi proses diskusi. Sikap agresif hendaknya dihindarkan, terutama dalam diskusi bersama seorang ahli. Di bawah ini dapat menjadi pegangan bagi setiap peserta diskusi.

Dalam proses diskusi hal-hal di bawah ini perlu diperhatikan olch setiap peserta:

1) Masuklah ke dalam ruangan diskusi agak lebih dahulu. Andaikan tempat duduk belum ditetapkan, pilihlah tempat duduk dengan hati-hati.  beberapa pertimbangan dalam memilih tempat duduk sebagai berikut:

a. Tempat yang paling baik adalah dihadapan pemimpin diskusi. Sebab, dari tempat ini orang dapat melihat dan berkontak dengan semua peserta, termasuk pemimpin diskusi. Apabila anda mengangkat tangan untuk berbicara, pemimpin diskusi pasti melihat anda dan anda sendiri dapat melihat reaksi semua peserta.

b. Tempat lain yang juga baik adalah pada sisi kiri-kanan pemimpin diskusi (maksudnya tempat ketiga atau keempat kiri-kanan pemimpin diskusi).

2) Mendengar dengan penuh perhatian adalah hal yang penting bagi setiap peserta diskusi.

Untuk memudahkan proses diskusi sangat dianjurkan mencatat pikiran-pikiran penting yang disampaikan oleh peserta lain. Dengan cara ini peserta dapat dengan mudah memberi tanggapan atas apa yang disampaikan oleh peserta lain. Dalam menanggapi pendapat se orang peserta orang dapat mengutip pendapat peserta lain untuk memperkuat tanggapannya. Tetapi kutipan itu juga berguna untuk merumuskan secara tepat pendapat yang bertentangan dengan pen dapat itu.

3) Informasi itu efektif, apabila jelas dan sesuai dengan masalah yang didiskusikan. Oleh karena itu perlu diperhatikan bahwa bukan soal mengemukakan banyak argumentasi, tetapi bahwa argumentasi yang dikemukakan itu dirumuskan secara tepat dan memberi pembuktian yang tepat sasaran. Ini berarti tidak perlu mengemukakan banyak arguentasi, tetapi satu atau dua, namun jelas dan tepat. Mintalah peserta lain untuk menanggapi argumentasi yang anda kemukakan.

4)Apabila rekan diskusi mengemukakan argumentasi yang sulit dimengerti dan pembuktiannya tidak jelas, dapat dikemukakan pertanyaan untuk meminta penjelasan. Misalnya: Dapatkah anda mengungkapkan sekali lagi pikiran anda secara lebih konkret dan tepat? Sudahkah anda pertimbangkan bagaimana hal itu dapat direalisasikan? Adakah pengalaman-pengalaman yang dapat memperkuat argumentasi anda?

5) Cara yang sangat efektif juga adalah menuntut supaya rekan diskusi mendefinisikan ide yang dilontarkan.

Dengan cara ini dia berusaha untuk mengungkapkan isi pikirannya secara lebih tepat. Misalnya terhadap masalah: kebebasan, keadilan, pendidikan, seks dan lain-lain. Dapat dikemukakan pertanyaan yang menuntut suatu definisi dari rekan diskusi: Menurut anda apakah kebebasan itu? Dapatkah anda menjelaskan secara singkat arti kata pendidikan?

6) Antara satu argumentasi dengan argumentasi yang lain harus ada hubungan pikiran yang logis.

Pendasaran yang dikemukakan itu mengandung penilaian dan kesimpulan. Perhatikan juga perbandingan yang dikemukakan rekan diskusi. Sering ada hal yang tidak logis dalam jalan pikirannya.

7) Diskusi harus bertumpu atas dasar kerukunan! Hal ini mengandaikan ada saling menghargai antarpribadi para peserta, dan juga antar pikiran yang saling bertentangan. Oleh karena itu perhatikanlah hal-hal di bawah ini:

a. Bersikaplah manusiawi dan sebagai rekan terhadap peserta lain.

b. Bantulah supaya peserta lain juga turut berbicara. 

c.  Anjurkan supaya setiap orang bersikap objektif dan supaya suasana diskusi tidak terganggu oleh sikap agresif. Jangan terlalu cepat menghukum atau menggeneralisasi! Selidikilah seluruh konteks masalah sebelum anda mengemukakan pendapat anda!

d. Bantulah pemimpin diskusi yang berada dalam kesulitan! 

e. Hindarkan hal-hal yang tidak jelas dan mengganggu!

f.  Perhatikan supaya jangan berbicara terlalu lama!

g. Catatlah kata-kata kunci yang kelak dapat diolah! 

h.  Jangan malu untuk mengemukakan pendapat secara erbuka dan jujur! 

i. Persiapkan Diri anda secara teliti untuk mengambil bagian dalam satu diskusi.. 

j. Tulislah pokok diskusi dan pertanyaan yang ingin anda kemukakan!

k. Hargailah setiap pendapat peserta diskusi yang lain.

l.  Bicaralah tenang, lambat, tetapi pasti!

m. Menganggap bahwa setiap peserta juga manusia yang sama penting!

C.. Sekretaris Diskusi 

a. Mencata butir-butir yang menjadi kesimpulan kelompok.

b. Menulis butir-butir secara runtut.

c. Sebagai  peserta diskusi, tidak hanya mencatat tetapi juga berhak menyatakan pendapat, dan menghindari menulis pendapat pribadi.

d. Mencatat sumber jawaban peserta kelompok (buku teks atau literature yang digunakan dalam diskusi) 

Referensi:

Mardiatmadja, 1986. Teknik Memimpin Rapat. Yogyakarta : Kanisius

Yaumi, Muhammad. 2018. Media dan Teknologi Pembelajaran.Jakarta : Prenada Media Group

Gintings, Abdorrakhman. 2012. Esensi Praktis & Pembelajaran : Disiapkan untuk Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Guru Dosen. 

Hendrikus, Dori Wuwur. 1991. Retorika: Terampil Berpidato, Berdiskusi, Beragumentasi, Bernegoisasi. Yogyakarta : Kanisius



Post a Comment

avatar
Admin Purwarupalingua Online
Welcome to Purwarupalingua theme
Chat with WhatsApp