Morfem sebenarnya
merupakan barang abstrak karena ada dalam konsep. Sedangkan yang konkret, yang
ada dalam pertuturan adalah alomorf, yang tidak lain dari realisasi dari morfem
itu. Jadi, sebagai realisasi dari morfem itu, alomorf ini bersifat nyata/ada.
Umpamanya morfem {kuda} direalisasikan dalam bentuk unsur leksikal kuda, dan
morfem {-kan} direalisasikan dalam bentuk sufiks -kan seperti terdapat pada
meluruskan atau membacakan. Pada umumnya sebuah morfem hanya memiliki sebuah
alomorf. Namun, ada juga morfem yang direalisasikan dalam beberapa bentuk
alomorf. Misalnya, morfem {ber-} memiliki tiga bentuk alomorf, yaitu ber-, be-,
dan bel-, seperti terdapat pada bagan berikut
Morfem
|
Alomorf
|
Contoh (pada kata)
|
Ber-
|
ber-
be-
bel-
|
bertemu, berdoa
beternak bekerja
belajar
|
Morfem {me} memiliki enam buah alomorf, seperti tampak pada bagan berikut.
Morfem
|
Alomorf
|
Contoh(pada kata)
|
Me-
|
me-
mem-
men-
meny-
meng-
menge-
|
melihat merawat
membaca, membawa,
menduga, mendengar
menyisir, menyusul.
menggali, mengebor,
mengecat, mengetik
|
Di samping istilah morfem dan alomorf ada pula istilah morf Apakah morf itu? Dalam kajian morfologi, morf berarti bentuk yang belum diketahui statusnya, apakah sebagai morfem atau sebagai alomorf. Jadi, sebenarnya wujud fisik morf adalah sama dengan wujud fisik alomorf. Sedangkan morfem merupakan "abstraksi dari alomorf atau alomorf-alomorf yang ada.
Referensi:
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta
Post a Comment