Monday, August 31, 2020

Debat

Debat artinya berbicara kepada lawan untuk membela sikap pendirian „pendapat,atau rencana lawan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa debat adalah tukar pikiran tentang suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat. Oleh karena itu, yang diutamakan dalam debat adalah mencari kemenangan. Untuk itu alasan, bukti, contoh dàn sejenisnya sangat diharapkan dalam debat.

Debat pada hakikatnya adalah saling adu argumentasi antarpribadi atau antarkelompok manusia, dengan tujuan mencapai kemenangan untuk satu pihak. Dalam debat setiap pribadi atau kelompok mencoba menjatuhkan lawannya, supaya pihaknya berada pada posisi yang benar.

Dalam bidang politik bentuk percaturan pendapat ini sering dipraktekkan. Debat sesungguhnya adalah satu bentuk pertentangan dalam diskusi atau dialog. Dalam proses ini para peserta sungguh sungguh berbantah lewat argumentasi dan bukan sekedar mau mem peroleh pengertian atau pengetahuan baru. Debat dimulai dengan meneliti pendapat dan posisi argumentatif lawan bicara, sesudah itu berkonsentrasi pada titik-titik lemah argumentasi lawan. Selanjutnya Terjadi proses adu pikiran dan pendapat secara sungguh-sungguh sampai seorang atau sekelompok menyerah. Dapat juga terjadi bahwa perdebatan dihentikan tanpa hasil tanpa seorang pemenang.

Apabila kelompok atau pribadi yang mengambil bagian dalam debat itu memiliki kadar Jan tingkatan pengetahuan yang sama, maka debat dapat merupakan satu percaturan rohani yang mengasah pikiran dan dapat membina sikap-sikap kepahlawanan.

1. Bentuk-bentuk Debat

Ada dua bentuk debat: Debat Inggris dan Debat Amerika.

A. Debat Inggris

Dalam Debat Inggris ada dua kelompok yang berhadapan: kelompok pro dan kelompok kontra. Sebelum dimulai ditentukan dua pembicara dari setiap kelompok. Tema dan nama para pembicara diperkenalkan kepada para pendengar sebelumnya. Pada awal debat pemimpin men jelaskan secara singkat tata-tertib debat, tetapi dia tidak berbicara tentang isi tema. Moderator hanya bertanggung jawab bahwa setiap pihak menyampaikan pendapat dan posisinya atas cara yang wajar dan pada akhir debat mengorganisasi pemungutan suara untuk menentukan pemenang.

Debat dimulai dengan memberi kesempatan kepada pembicara pertama dari salah satu kelompok. Dia menyampaikan tema. la tidak boleh berbicara terlalu lama, sekurang-kurangnya tidak lebih dari sepuluh menit. Pembicara pertama harus merumuskan argumentasinya dengan jelas dan teliti. Uraiannya skematis supaya dapat diikuti dengan mudah oleh para pendengar. Dia harus berbicara dengan kita kinan dan mengesankan, supaya dapat menarik para pendengar untuk mengikuti kebijaksanaan kelompoknya. Pembicara dari kelompok lain menanggapi pendapat pembicara pertama, tetapi tidak boleh mengulang pikiran yang sudah disampaikan. Dia harus meyakinkan para pendengarnya bahwa tentang masalah yang sama dia atau kelompoknya juga memiliki pikiran dan pendapat sendiri.

Selanjutnya para pembicara kedua dari setiap kelompok diberi kesempatan untuk berbicara dengan urutan seperti pada para pembicara pertama. Sering kali para pembicara sudah merundingkan pokok pokok yang akan dibicarakan oleh masing-masing mereka.

Sesudah para pembicara dari masing-masing kelompok menyampaikan pendapat, tiba giliran para pendengar untuk berbicara. Mereka dapat mengemukakan pertanyaan atau menyatakan sikapnya. Pendengar yang berbicara harus secara jelas menunjukkan pada pihak mana dia berada. Dalam debat tertutup, setiap orang hanya berbicara satu kali. Oleh karena itu pembicara harus menyiapkan diri dan menyusun jalan pikirannya secara cermat dan teliti. Dia harus menyampaikan sesuatu yang padat dan berisi dalam batas waktu yang singkat. Sebaliknya, dalam debat terbuka, orang dapat berbicara lebih dari satu kali. Sesudah semua peserta berbicara, kedua pembicara pertama dari masing masing kelompok menyampaikan kata penutup. Pada akhirnya moderator memimpin proses pemungutan suara. untuk menentukan pemenang. Persetujuan dapat dinyatakan dengan mengangkat tangan atau berdiri. Debat ditutup sesudah pengumuman pemenang. 

B. Debat Amerika

Dalam debat Amerika juga dua regu berhadapan, tetapi masing masing regu menyiapkan tema melalui pengumpulan bahan secara teliti dan penyusunan argumentasi yang cermat. Para anggota ke lompok debat ini adalah orang-orang yang terlatih dalam seni berbicara. Mereka berdebat di depan sekelompok Juri dan publikum. Debat dimulai, apabila salah seorang anggota regu membuka pembicaraan dengan mengemukakan 'tesis' dan dijawab oleh pem bicara pertama dari regu yang kedua. Proses selanjutnya berlangsung apabila setiap anggota regu berbicara dalam urutan yang bergantian dengan anggota regu yang lain. Semua anggota dari kedua regu men dapat kesempatan untuk berbicara. Setiap pembicara harus menyampakaian pandangannya mengenai tema dan tesis yang diperdebatkan.

Sering kali setiap regu membagi tema ke dalam pokok-pokok penting. Pokok-pokok itu dibagi kepada setiap anggota untuk dipelajari dan diperdalam. Dalam debat setiap orang berbicara sebagai ahli dari pokok tersebut. Sesudah semua anggota berbicara babak pertama selesai dan dibuka babak yang kedua. Dalam babak kedua orang pertama dari regu penyanggah membuka pembicaraan. Proses selanjutnya seperti dalam babak pertama. Setiap anggota kelompok berbicara dalam urutan yang bergantian Apabila setiap anggota regu sudah mendapat kesempatan dua kali untuk berbicara, maka debat dinyatakan selesai.

Sesudah debat selesai, para Juri akan membuat penilaian untuk menentukan pemenang. Aspek-aspek yang dinilai adalah: kejelian mencari dan menyusun bahan, rumusan yang baik, keterampilan berbicara, teknik bicara, argumentasi yang jitu dan tersusun baik dan kesegaran berbicara Para Juri menjelaskan dasar penilaiannya, sebab publikum juga ingin menimba makna dari seluruh proses debat. Di samping itu publikum dapat diminta untuk memberikan penilaian yang akan diper timbangkan oleh para Juri dalam menentukan pemenang.

2. Patokan Dalam Berdebat

Di bawah ini dijelaskan beberapa patokan yang dapat dipergunakan dalam proses berdebat:

1) Kita harus berkonsentrasi dan membataskan diri pada pokok pikiran lawan bicara yang menjadi titik lemah. Apabila ternyata dari sepuluh pikiran ada sembilan yang benar, maka kita bertumpu pada satu pokok yang lemah itu, di mana ada kemungkinan untuk menjatuhkan lawan.

2) Siapa yang ingin menemukan kesalahan pada pikiran lawan bicara, dia harus menyingkap sesuatu, yang tidak pernah dimunculkan dalam proses debat itu.

3) Apabila lawan bicara mau mengemukakan suatu hal yang khusus, maka kita harus mencoba menggeneralisasikannya. Selama kita masih dapat membuktikannya sebagai suatu kekeliruan yang bersifat umum, kita berada pada pihak yang beruntung.

4.) Apabila ternyata bahwa pembuktian lawan itu kuat, maka kita harus mencoba memaparkannya kembali, tetapi dengan memanipulasikan akibat-akibatnya, sebab akibat dari setiap proses biasanya sekurang-kurangnya mengandung keraguan. 

5) Sering kali seseorang dapat berhasil menang dalam debat apa bila dia menyerang pelbagai pendapat yang muncul dengan cara mengejek.

6) Pengamatan yang tepat. pengertian yang dalam dan logika. mengkarakterisasi suatu debat yang baik, dan ini terbukti apabila seseorang sanggup menunjukkan bahwa argumentasi lawan itu lebih tepat dikenakan pada satu masalah lain, 

7) Debat itu  dapat dilatarbelakangi oleh sifat ingat diri dan menuntut satu disiplin rohani-akademis yang tinggi Berdebat pada dasarmya mengandalkan penguasaan bahan. Di lain pihak, dalam debat orang harus tetap menjaga sopan santun, juga dalam argumentasi.

8) Berdebat berarti menundukkan lawan lewat argumentasi atau dengan kata lain menaklukkan lawan bicara, tetapi harus dengan cara yang fair dan sportif sebagaimana dalam pertandingan olahraga.

3. Skema Pembicaraan dalam Debat

Bagaimana caranya menyusun skema suatu debat, sehingga dapat menjadi alat yang efektif dalam proses meyakinkan para pendengar? Ada dua skema yang dapat dipergunakan sebagai senjata untuk memenangkan suatu perdebatan:

A. Skema Mempertahankan Posisi

Dalam debat, di mana orang harus mempertahankan posisi dapat di pergunakan skema sebagai berikut:

1. Menunjukkan titik tolak pendapat kita Mengemukakan dasar, alasan pendapat kita (argumentasi)

2. Membeberkan contoh-contoh konkret untuk memperkuat pembuktian

3. Menarik kesimpulan yang bernada menuntut dan memaksa.

4. Seruan untuk bertindak

B. Skema Dialektis

Dalam suatu debat, orang dapat mengemukakan pikiran atau pendapatnya secara dialektis. Untuk menyusun jalan pikiran secara dialektis dapat dipergunakan skema di bawah ini:

1.  Menyajikan titik tolak

2. Mengemukakan argumentasi 

3. Menguraikan kemungkinan-kemungkinan argumentasi kontra

4.  Penjelasan argumentasi kontra secara lebih terinci 

5. Seruan untuk bertindak (sesuai dengan argumentasi yang dikemukakan dalam nomor 2). 

Skema-skema ini dapat memudahkan seseorang atau sekelompok orang untuk mengemukakan pikiran dan pendapatnya secara efektif atau untuk mempertahankan pendapat dari serangan lawan secara teliti dan tepat sasar.

4. Petunjuk-petunjuk Teknis

Keberhasilan atau kegagalan suatu debat pada hakikatnya tergantung dari kualitas pemimpin atau moderator debat. Untuk memilih dan menentukan seorang moderator, perlu diperhatikan hal-hal di bawah ini:

A. Ragam Pendengar

Dalam debat yang dihadiri oleh pendengar dari berbagai golongan dan tingkat umur, moderator hendaknya tidak boleh terlalu mudah. Dia harus sungguh-sungguh menguasai bahan dan tema debat, atau sekurang-kurangnya memiliki pengetahuan yang cukup tentang masalah yang diperdebatkan. Dalam proses debat, moderator berusaha untuk tetap bersikap objektif. Dia hendaknya memperhatikan tata sopan santun, disiplin dan kalau perlu menciptakan suasana yang segar lewat humor yang schat. Di samping itu dia seharusnya memiliki saraf yang sehat dan suatu elastisitas jiwa dan rohani yang baik untuk dapat menghadapi segala kesulitan yang muncul dalam debat.

Moderator bertugas mengarahkan jalannya debat. Oleh karena itu dia harus memperhatikan supaya tidak boleh menyimpang dari tema dan supaya aturan permainan tetap ditaati selama proses debat berlangsung. Moderator tidak perlu menjadi peserta debat. Dia hanya mendorong dan memperlancar jalannya diskusi. Apabila menghadapi jalan buntu, dia harus mampu mengatasinya.

Dalam hubungan dengan penampilan, moderator harus memancarkan kepastian dan kewibawaan. la harus memancarkan autoritas, sehingga orang dengan mudah menuruti petunjuknya. Dalam sikap dan tingkah laku dia harus tetap netral, tidak boleh membuat pem bedaan antara kawan atau lawan. Dia harus mengambil jarak dalam percaturan pendapat dan argumentasi peserta debat. Dia harus menjadi seorang yang tak dapat digantikan selama debat berlangsung. Keputusannya adalah mutlak, tidak boleh diganggu gugat.

B. Peran Moderator

Dalam menjalankan kekuasaannya sebagai pemimpin debat, dia hendaknya penuh tenggang rasa dan penuh pertimbangan. Pada dasarnya, dia tidak boleh memerintah, melainkan menawarkan, tidak boleh menteror, tetapi memberi kebebasan bergerak. Jangan menggurui, tetapi membimbing. Dia seharusnya berhati-hati dalam mempergunakan haknya. Dia hanya boleh bersikap tegas kalau memang perlu. Siapa yang memperhatikan tuntutan ini, dia adalah pemimpin atau moderator yang ideal. Jarang sekali ditemukan orang seperti ini, tetapi siapa yang berusaha, dia akan berhasil!

C. Batas Waktu

Waktu untuk berbicara harus ditetapkan sebelumnya. Pembicara atau pembawa referat harus diberi waktu secukupnya untuk memaparkan temanya secara jelas. Referat atau makalah yang dibawakan dalam debat sebaiknya tidak lebih dari 20 menit. Setiap pembicara sebaiknya ditetapkan waktu bicaranya antara 3-5 menit. Meskipun dari pengamalan, banyak orang tidak dapat mengungkapkan hal-hal yang penting dalam waktu 3-5 menit. tetapi dalam hal ini moderator harus tegas, sebab jika tidak, proses debat akan terganggu dan sasaran tidak akan tercapai atau tidak memuaskan semua pihak.

D. Kata Penutup

Pada akhir seluruh debat, pembawa referat atau wakil kelompok menyampaikan kata penutup. Sesudah itu moderator mengumumkan hasil debat dan menyampaikan kata akhir untuk menutup seluruh acara debat

5. Kegunaan Debat

Debat memiliki karakter pembinaan yang tinggi, sebab lewat debat orang dilatih dan dibina untuk menyiapkan bahan diskusi secara teliti, berpikir rasional dan tajam, merumuskan pikiran secara teliti dan tepat sasar, mempertenggangkan pendengar yang bakal ditarik untuk menerima kebijaksanaan kelompok. Selanjutnya debat dapat membina para peserta untuk berbicara singkat, padat dan mengesankan. Di lain pihak debat dapat menyadarkan pembicara tentang ke ketidakjelasan dalam berpikir dan mengungkapkan pikiran. Dalam dan lewat debat orang terbina untuk mengangkat suara pada saat yang tepat.

Referensi : 

Hendrikus, Dori Wuwur. 1991. Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi, Beragumentasi, Bernegoisasi. Yogyakarta : Kanisius. 

Subhayni, dkk. 2017. Keterampilan Berbicara. Banda Aceh : Syiah Kuala University Press. 


Post a Comment

avatar
Admin Purwarupalingua Online
Welcome to Purwarupalingua theme
Chat with WhatsApp