Metode Cakap Beserta dengan Aneka Tekniknya
Disebut "metode cakap" atau "percakapan" karena memang berupa percakapan dan terjadi kontak antara peneliti selaku peneliti dengan penutur selaku narasumber. lni dapat disejajarkan dengan metode wawancara atau interview juga dalam ilmu sosial khususnya antropologi.
1. Teknik Dasar: Teknik Pancing
Pada praktiknya, percakapan atau metode cakap itu diwujudkan dengan pemancingan. Si peneliti untuk mendapatkan data pertama-tama harus dengan segenap kecerdikan dan kemauannya memancing seseorang atau beberapa orang agar berbicara. Kegiatan memancing itu dapat dipandang sebagai teknik dasarnya, dan disebut "teknik pancing".
2. Teknik Lanjutan I: Teknik Cakap Semuka
Kegiatan memancing bicara itu dilakukan pertama-tama dengan pereakapan langsung, tatap muka, atau bersemuka; jadi, lisan. Dalam hal ini, tentu saja percakapan itu dikenali oleh si peneliti dan diarahkan sesuai dengan kepentingannya yaitu mernperoleh data selengkaplengkapnya sebanyak tipe data yang dikehendaki atau diharapkan ada. Ini merupakan teknik lanjutan yang pertama dan dapat disebut "teknik cakap semuka" atau "teknik CS". Dalam hal ini, lalu baik diri peneliti sendiri maupun diri orang yang dipancing datanya secara bersama-sarna sebagai satu kesatuan yang dapat dipandang
sebagai alatnya.
Orang yang dipancing bicaranya itu dengan demikian merupakan nara surnber bahan penelitian, pemberi informasi, dan pernbantu si peneliti dalarn tahap perolehan data yang dicadangkan atau disediakan untuk dianalisis itu; dan biasa disebut "informan (informant)", "pembahan", atau "pernbantu bahasa (language helper(s))". Perlu dicatat, orang yang bersangkutan, yang dipilih dengan pertimbangan tertentu, sadar akan peranannya sebagai narasumber yang pada hakikatnya alat pemeroleh data itu. Artinya, dia tahu bahwa yang dikehendaki peneliti adalah bahasanya dan bukannya isi wicara yang diingini apa yang dikatakan, bukan apa yang dibicarakan.
3. Teknik Lanjutan II: Teknik Cakap Tansemuka
Keeuali dengan percakapan langsung, kegiatan memancing bicara itu dilakukan pula dengan percakapan tidak langsung, tidak tatap muka, atau tidak bersemuka; yaitu dengan tertulis. Jadi, seperti kuesioner dalam ilmu sosia!. Ini juga merupakan teknik lanjutan dan dapat disebut "teknik cakap tansemuka" atau "teknik CTS". Dalam hal ini, peranan peneliti sendiri sebagai alat digantikan dengan "daftar aneka tanyaan", rneskipun untuk peranan orang yang dipancing sebagai alat tidak tergantikan. Teknik ini digunakan sebagai imbangan teknik yang pertama bila karena sebab tertentu kontak langsung dengan pembantu bahasa tidak mungkin dilakukan. Teknik ini dilakukan dengan pengandaian pembantu bahasa yang bersangkutan melek huruf dan bahasa yang diteliti memiliki wujud
tulis.
Lepas dari pilihan mana yang dilaksanakan-teknik CS atau teknik CTS-dapatlah ditentukan bahwa dalam pelaksanaan metode cakap tidak ada sekat kesadaran antara si linguis yang peneliti itu dengan penutur sumber data. Penutur sumber data dengan sendirinya menyadari
sepenuhnya bahwa dia benar-benar dipancing agar mau berbahasa yang sesuai dengan maksud peneliti demi tujuan penelitian yang terpilih.
4. Teknik Lanjutan III dan IV: Teknik Rekam dan Teknik Catat
Ketika teknik pertama dilakukan, yaitu teknik CS, maka dapat dilakukan pula perekaman, sarna seperti apa yang terjadi dalam rangka pelaksanaan metode simak. Lalu kemudian diikuti dengan pencatatan pada kartu (atau pada disket, kalau memanfaatkan teknologi komputer); jadi, digunakan teknik catat. Sementara itu, bila teknik kedua yang dilakukan, yaitu teknik CTS, kelanjutannya langsung digunakan teknik catat itu. Hal yang terakhir itu dapat pula terjadi bila telmik CS yang digunakan, yaitu manakala karena sebab tertentu perekaman tidak mungkin dilaksanakan. Dalam hal ini, penggunaan teknik catat juga sarna seperti apa yang terdapat dalam rangka pelaksanaan metode simak. Kesemuanya itu, selanjutnya diakhiri dengan klasifikasi atau pengelompokan "kartu data".
Referensi:
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana Universty Press.
Post a Comment