Wednesday, May 20, 2020

Metafora


Metafora merupakan bagian dari bahasa kiasan. Glucksberg (2001:3) mengatakan bahwa Metafora berasal dari bahasa Yunani: Metapherein yang berarti "pemindahan"; kombinasi kata Meta + pherein (untuk membawa). Ini berarti bahwa metafora  adalah hal yang berbeda untuk hal lain yang berbeda. Lakoff dan Johnson (1980:5) menyatakan bahwa "esensi metafora adalah pemahaman salah satu jenis hal dalam hal yang lain". Ini berarti bahwa melalui metafora seseorang dapat memahami arti dari satu hal dengan melihat kesamaan dari hal lain dengan membandingkan kedua hal tesebut.Sedangkan menurut Oktavianus (2012:131-132) Metafora adalah perbandingan secara implisit tanpa penanda simile. Metafora dan simile sama-sama merupakan gaya bahasa perbandingan. Keduanya memiliki perbedaan pada cara memandang benda atau hal yang diperbandingkan. Perbedaan lainnya adalah konstruksi sintaksis. Ungkapan metaforis mengalami pemindahan fitur semantis dari makna literal ke makna nonliteral.

Metafora merupakan semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk singkat: kembang desa, buaya darat, buah hati, cindera mata, dan sebagainya. Sebagai bentuk perbandingan langsung, metafora tidak mempergunakan kata: seperti, bak, bagai, bagaikan, dan sebagainya, sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua.Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metafora adalah perbandingan implisit antara dua hal yang berbeda tetapi serupa dalam beberapa karakteristik. Metafora menyamakan dua benda dan memiliki makna tersirat. Sebagai contoh: "cinta adalah mawar", dalam kalimat ini penutur membandingkan "cinta" dengan "mawar". Penutur berpendapat bahwa ada karakteristik yang sama antara "cinta" dan "mawar". Penutur berpendapat bahwa "cinta" dan “mawar” adalah seuatu hal yang indah tetapi tidak selalu indah karena mawar memiliki duri kecil. Begitu juga dengan cinta yang tak selalu indah.

Ullman membagi metafora ke dalam beberapa jenis seperti metafora antropomorfik, metafora hewan, dari konkret ke metafora abstrak, dan metafora synaesthetic.
1.Metafora Antropomorfik
Kata antropomorfik berasal dari bahasa Yunani, antropos berarti "manusia" dan morphe berarti "bentuk". Salah tokoh yang mengemukakan metafora antromorfik adalah seorang filsuf Italia Giambattista Vico. Dalam semua bahasa, ia menulis di Nouva Scienza nya, "sebagian besar dari ekspresi mengacu pada benda mati yang diambil oleh transfer dari tubuh manusia dan bagian-bagiannya, dari rasa manusia dan nafsu manusia" (Ullman, 1962: 214). Pernyataan ini berarti bahwa metafora antropomorfik membandingkan kedua benda mati ke bagian manusia dari tubuh, indra manusia dan nafsu manusia. Sebagai contoh: mulut sungai, kalimat ini membandingkan sungai ke mulut (bagian tubuh manusia). Tentu ada banyak transfer dalam arah yang berlawanan, di mana bagian tubuh dinamai hewan atau benda mati: gendang telinga (Ullman, 1962: 214).
2.Metafora Hewan
Menurut Ulman metafora hewan mengambil karakteristik hewan untuk mendeskripsikan karakteristik manusia. Ini memiliki dua arah utama: pertama, mentransfer gambar hewan diterapkan pada tanaman atau obyek yang hidup, misalnya: jenggot kambing. Kedua, gambar hewan ditransfer ke lingkungan manusia dimana sering digunakan untuk hal yang lucu, ironis, dll (Ullman, 1962: 215).
3. Dari Konkret ke Metafora Abstrak
Salah satu kecenderungan dasar dalam metafora adalah menerjemahkan pengalaman yang abstrak menjadi konkret. Dalam banyak kasus, transfer tersebut masih transparan, tetapi dalam hal lain beberapa etimologis menyelidik akan diperlukan untuk merebut kembali citra konkret yang mendasari kata abstrak (Ullman, 1962: 215). Dari pernyataan di atas, jelaslah bahwa dari hal yang nyata ke metafora abstrak adalah untuk membandingkan atau untuk menerjemahkan hal yang nyata ke hal yang abstrak atau pengalaman abstrak ke konkret. Sebagai contoh: "Cinta sejati adalah api yang tahan lama", dalam hal ini "cinta sejati" (hal abstrak) membandingkan dengan "api tahan lama" (hal konkret).
4. Metafora Synaesthetic
Synaesthetic berasal dari bahasa Yunani: syn "bersama-sama" dan aisthesis "persepsi". Synaesthetic adalah proses transposisi atau makna bergeser dari satu sisi ke arti lain. Sebagai contoh: suaranya dingin sekali atau suaranya manis sekali. Contoh di atas berarti bahwa ada beberapa jenis kesamaan baik dingin atau manis sama-sama mengacu kepada kualitas suara (Ullman, 1962: 216).

Referensi:
Lakoff, George and Mark Johnson. 1980. Metaphor We Live By. Chicago: The University of Chicago Press.
Oktavianus, 2012. Bertutur Berkias Dalam Bahasa Minangkabau. Padang: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas.
Glucksberg, Sam and Matthew S. McGlone. 2001. Understanding Figurative Language: From Metaphor to Idioms. New York: Oxford University Press.
Ullman , Stephen. 1962. Semantics: An Introduction To The Science of Meaning. Basil Blachwell: Oxford.

Post a Comment

avatar
Admin Purwarupalingua Online
Welcome to Purwarupalingua theme
Chat with WhatsApp