Objek Linguistik Terapan
Sebuah disiplin ilmu kontennya mengacu kepada hal-hal yang menjadi topik dalam penyelidikan tentang bentuk kehidupan misalnya dalam disiplin ilmu biologi, disiplin ini membagi beberapa taksonomi yang dominan dalam penyelidikan mereka. Pertama biologi, kedua zoologi dan lain-lain. pada bidang kajian matematika objek kajiannya berupa penghitungan yang sistematis, seperti , penomoran, akar kuadrat dan trigonometri.
Kami menyadari dalam waktu yang lama bahwa kegiatan pengajaran bahasa asing melibatkan lebih dari satu disiplin ilmu: sekurang-kurangya, melibatkan psikologi dan sosiologi yang berkaitan dengan linguistik. Kegiatan lain yang telah menjadi perhatian utama dari linguistik terapan adalah selain pengajaran bahasa juga berkaitan dengan kebijakan dan perencanaan bahasa. Perencanaan bahasa juga Memperkenalkan bentuk proses bahasa dan fitur-fitur dalam suatu proses kebahasaan. Hal Ini pasti akan menjadi tugas yang sangat kompleks dan sensitif.
Salah satu yang menjadi bagian utama dalam perencanaan bahasa yaitu pembentukan suatu lembaga yang bersistem, yang bertujuan merencanakan tidak hanya dalam bentuk bahasa tetapi juga hubungan dengan antara bahasa dengan penuturnya. Masalah utamanya adalah bahasa apa yang akan digunakan, tujuan digunakannya bahasa dalam masyarakat dan bagaimana cara penggunaanya. Harapan pada perencanaan bahasa adalah Merumuskan kebijakan, membuat ketentuan yang berkaitan dengan penyediaan pendidikan, untuk Memastikan Bahwa pendidik tersebut memahami apa yang menjadi tugas mereka. Dalam konteks institus peran pendidik memiliki dua peran yaitu, pertama mengajarkan pengajaran bahasa kedua dan pemeliharaan bahasa ibu. Mereka juga memberikan bentuk sistem perencanaan bahasa, yang mana bertujuan untuk membentuk bahasa itu sendiri. Begitu juga perluasan tentang potensi perluasan maknanya.
Menurut kiswalihi ada tiga proses utama yang digunakan dalam terminologi bahasa yaitu compounding, derivation and borrowing. Maina keberatan dengan penggunaan beberapa istilah baru yang hubungan taksonominya tidak jelas (misalnya kata-kata untuk hydrophily, tumbuhan air dan hydrotropism-tidak memiliki elemen umum Sesuai dengan hidrokarbon); dan beberapa Kesulitan yang muncul dengan penggabungan dua leksikal yang 'membawa beban semantik yang belum dirasakan sebagai suatu makna leksikal.
Sekarang kita beralih ke masalah tata bahasa. Tata bahasa adalah suatu kesepakatan dan representasi dari yang sudah ada dalam realitas, atau model kognitif yang sudah ada pada suatu realitas tersebut. Hal ini terlepas dari proses gramatikal dalam pembentukkan kata-kata baru yang butuh penyesuaian dan perlu perhatiaan khusus dalam perencanaan bahasa. Tujuan di sini diarahkan Menuju upaya standardisasi dan mengoreksi kesalahan, bukan untuk pengembangan pola tata bahasa baru.
Pandangan yang kedua mengatakan bahwa bahasa terus berkembang. Termasuk sistem semantisnya yang berbeda, yang mana sifatnya berubah sepanjang waktu begitu juga dengan tempatnya. Pada sisi material dan non material suatu budaya tercermin dalam suatu tata bahasa tersebut . Dalam suatu perubahan bahasa, tata bahasa dari suatu bahasa memperlihatkan hubungannya dengan lingkungan.
Menurut N.Ya Marr dan kawan-kawanya di Uni Soviet pada tahun 1930 dan 1940, mengatakan bahwa berdasarkan intrepretasi sejarah Marxis , bahasa merupakan bagian dari superstruktur yang berlandaskan kepada ekonomi. Bahasa berubah melalu tempat, tulisan, perbudakan, feodal, dan kapitalis.
Pandangan ketiga yang dirumuskan oleh Whorf dan Saphir. Dia menyorot latar belakang intelektual. Dalam pandanganya bahasa tidak bersifat pasif terhadap realita. Bahasa secara aktif menciptakan realitas. Hal tersebut dapat dilihat dari sisi tata bahasanya seperti lexico grammar, grammar plus kosakata. Keduanya terdapat perbedaan realitas yakni pembentukan pengalaman dan transformasi persepesi kita terhadapa makna.
Saya akan mengadopsi pandangan yang ketiga, bahwa realitas bukannlah sesuatu yang langsung ada, tetapi realitas tersebut dibentuk melalui suatu proses dan bahasa terlibat di dalamnya. Dengan cara yang sama bahasa yang berkembang memiliki dampak antara material dan pengetahuan masyarakat.
Referensi:
Fill, Alwin and Muhlhausler, Peter. 2001. The Ecolinguistic Reader, Languange, Ecology and Enviroment. New York: Continuum
Post a Comment