Wednesday, April 8, 2020

Morf, Morfem dan Alomof

       
Dalam bidang morfologi sering didengar istilah morf, morfem, dan alomorf. 
Ketiga istilah itu merepresentasikan makna yang berbeda tetapi berhubungan. Ketiga istilah ini sering digunakan dalam analisis morfologi. Oleh karena itu pemahaman secara lebih konseptual ketiga istilah itu amat diperlukan.

Secara teknis, morf diberikan tiga definisi. Pertama, morf adalah fonem atau urutan fonem yang berasosiasi dengan makna, misalnya, dalam bahasa Indonesia : buku, meja, ambil, kan, di, meng, mem, i, dan lain-lain. Kedua, morf dinyatakan sebagai anggota morfem yang belum ditentukan distribusinya, misalnya dalam bahasa Indonesia : menaiki, menggulai, menunggangi, dan lain-lain Ketiga, morf dinyatakan sebagai ujud konkret atau ujud fonemis dari morfem, misalnya : ber-, jalan, batu, mem-, dan lain-lain.

Dari penjelasan itu, dapatlah diketahui bahwa morf adalah bentuk atau ekspresi atau ujud fonologis satuan kebahasaan yang belum ditentukan fungsi dan kategorinya. Morf adalah setiap bentuk terkecil yang bermakna tetapi belum ditentukan keanggotaannya dalam suatu morfem. Morf merupakan bahan baku morfem. Morf adalah bentuk abstraksi dari morfem dan alomorf. Konsep morf sangat penting dikuasai dalam menentukan apakah suatu bentuk merupakan morfem atau alomorf.

Morfem merupakan satuan ketatabahasaan terkecil yang memiliki arti relatif stabil dan tidak dapat dibagi menjadi satuan bermakna yang lebih kecil. Misalnya, kata dijual jika diuraikan menjadi {di-} dan jual. Satuan {di-} berfungsi untuk membentuk verba pasif. Satuan {di-} tidak dapat diuraikan menjadi satuan bermakna yang lebih kecil. Satuan jual bermakna ‘mengalihkan hak milik yang ditukar dan ditakar dengan uang’. Satuan jual tidak dapat diuraikan menjadi satuan bermakna yang lebih kecil. Satuan-satuan gramatikal seperti ini disebut morfem.

Alomorf adalah bentuk-bentuk morfem yang berbeda tetapi merupakan representasi dari satu morfem yang sama. Misalnya, dalam bahasa Indonesia terdapat kata  menyapu, menggali, mengukur, menulis, memotong, meracik.  Semua kata itu debentuk oleh prefiks {meng-} dan kata dasar. Prefiks {meng-} bermakna menyatakan verba aktif seperti yang dimaksud kata dasar. Akan tetapi wujud prefiks {meng-} berbeda-beda pada rentetan kata itu. Prefiks {meng-} menjadi {meny-} apabila dikombinasikan dengan kata dasar yang diawali fonem /s/, akan menjadi {meng-} apabila dikombinasikan dengan kata dasar yang diawali fonem /g/ dan vokal; akan menjadi {men-} apabila dikombinasikan dengan kata dasar yang diawali fonem /t/; akan menjadi {mem-} apabila dikombinasikan dengan kata dasar yang diawali dengan fonem /p/; dan akan menjadi {me-} apabila dikombinasikan dengan kata dasar yang diawali dengan fonem /r/, dan seterusnya. Varian dari satu morfem yang sama seperti itu disebut alomorf. Jadi, morfem {meng-} dalam bahasa Indonesia memiliki alomorf : mem-, meng-, meny-, men-, dan me-.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa morf merupakan semua bentuk gramatik yang belum teridentifikasi sebagai morfem ataupun sebagai alomorf. Morf-morf yang ditemukan dalam suatu bahasa kemudian diklasifikasi dan diidentifikasi menjadi beberapa morfem. Morfem yang sama tetapi direalisasikan secara berbeda, dan perbedaan itu dapat dijelaskan secara fonologis dinyatakan sebagai alomorf dari  morfem yang sama.

Referensi:
Arnawa, Nengah. 2008. Wawasan Linguistik dan Pengajaran Bahasa. Bali : Pelawa Sari

Post a Comment

avatar
Admin Purwarupalingua Online
Welcome to Purwarupalingua theme
Chat with WhatsApp