Tuesday, March 10, 2020

Konteks Tuturan


Konteks memiliki peranan yang sangat penting dalam pemahaman tindak tutur. Suatu tuturan dapat dipahami maknanya bila diketahui konteksnya. Menurut Mey (dalam Nadar, 2008: hlm 3-4) konteks adalah the surroundings, in the widest sense, that enable the participants in the communication process to interact and that make linguistics expression of their interaction intelligible (“situasi lingkungan dalam arti luas yang memungkinkan peserta tutur untuk dapat berinteraksi dan yang membuat ujaran mereka dapat dipahami”). Senada dengan itu ahli lainnya Leech (1993: hlm 20) mendefnisikan konteks sebagai aspek-aspek yang berhubungan dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan.
Imam Syafi’I (dalam Lubis, 1993 : hlm 58) membagi konteks menjadi 4 macam yaitu (1) konteks fisik (physical context) yang meliputi tempat terjadinya pemakaian bahasa dalam komunikasi, objek yang disajikan dalam peristiwa komunikasi dan tindakan dari pelaku dalam sebuah komunikasi; (2) konteks epistemis (epistemis context) adalah latar belakang pengetahuan bersama peserta tutur; (3) konteks linguistik (linguistic context) adalah tuturan dalam sebuah peristiwa komunikasi; (4) konteks sosial (social context) yaitu relasi sosial atau aspek-aspek sosial dalam peristiwa komunikasi.  
Suhardi (2009 : hlm 32) membagi konteks menjadi dua bagian yaitu konteks linguistik dan konteks situasional. Pemahaman konteks linguistik dapat dipahami melalui unsur-unsur linguistik seperti kata, frasa, kalimat, klausa, wacana ataupun unsur-unsur suprasegmental. Konteks situasional dapat dipahami melalui pengetahuan bersama penutur dan kemampuan pemahaman penutur dalam memahami sebuah tuturan.
Menurut Hymes (1974) (dalam Wardaugh, 2006 : hlm 247-249) dalam suatu peristiwa tutur terdapat komponen tutur yang harus ada dalam peristiwa tutur, beliau menyebutnya dengan SPEAKING.  Komponen SPEAKING jika dirinci menjadi 8 komponen yaitu, Setting, Participant, End, Act, Key, Instrument, Norms, Genre. Setting adalah latar peristiwa tutur baik latar tempat maupun suasana, Participant adalah peserta tutur yang terlibat dalam suatu peristiwa tutur, Ends adalah tujuan atau maksud pembicaraan, Act adalah suatu peristiwa peserta tutur sedang melakukan interaksi (isi tuturan), Key mengacu pada cara, nada peserta tutur dalam berinteraksi. Instrument mengacu pada perangkat atau media yang digunakan peserta tutur dalam berinteraksi. Norms mengacu pada norma atau aturan dalam berinteraksi. Genre adalah jenis tuturan yang digunakan dalam berinteraksi.
Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konteks berpengaruh terhadap pemahaman makna sebuah ujaran. Hal ini disebabkan karena dalam suatu peristiwa tutur terdapat perbedaan konteks sosial yang mengakibatkan perbedaan gaya tuturan dalam suatu kelompok masyarakat tertentu atau antar kelompok masyarakat. Penutur yang sama bisa menggunakan variasi tuturan yang berbeda yang disebabkan oleh situasi, mitra tutur dan tujuan tuturan yang berlainan.
Referensi:
Nadar, FX. 2008. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta : Graha Ilmu
Leech, Geoffrey . 1983. The Principle of Pragmatics. Dindonesiakan oleh M.D.D Oka. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta : UI Press
Lubis, Hamid Hasan. 1993. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa Bandung
Suhardi, Basuki 2009. Pedoman Penelitian Sosiolinguistik. Jakarta : Pusat Bahasa Depdiknas
Wardhaugh, Ronald. (2002) An Introduction to Sociolinguistic. USA: Blackwell Publishing

2 comments

  1. Assalamualaikum, pak mohon penjelasannya, seperti apakah contoh aspek-aspek sosial dalam komunikasi? terimakasih
    Wassalamualaikum

    ReplyDelete
  2. Materinya sangat bagus, singkat namun sangat mudah untuk dipahami

    ReplyDelete
avatar
Admin Purwarupalingua Online
Welcome to Purwarupalingua theme
Chat with WhatsApp