Fonetik Artikulatoris 1
Alat-Alat Ucap
Bunyi, termasuk bunyi
bahasa, pada dasarnya adalah getaran. Getaran itu· timbul karena adanya energi
yang bekerja pada massa benda yang menjadi sumber bunyi itu. Getaran itu akan
kita sadari sebagai bunyi apabila ia cukup kuat dan diteruskan ke telinga kita
melalui udara. Dalam kaitannya dengan bunyi-bunyi bahasa, sumber energi utama
adalah arus udara yang mengalir dari paru-paru, sedangkan getaran- getaran itu
timbul karena gerakan-gerakan alat-alat tubuh tertentu yang disebut alat-alat
ucap. Gerakan-gerakan alatalat ucap ini menimbuikan perbedaan atau perubahan
koJom-kolom udara yang terdapat antara paru-paru dengan bibir atau lubang
hidung.
Alat-alat tubuh yang
dipergunakan dalam berbicara dapat dibagi atas tiga komponen atau sistem .
(1) komponen subglotal, (2) komponen laring, dan
(3) komponen supraglotal.
Komponen subglotal
terdiri atas paru-paru (kiri dan kanan), saluran bronkial, dan saluran pernapasan
(trakea). Di samping ketiga alat itu, masih ada lagi alat-alat tubuh lain yang
termasuk di dalam komponen ini, yaitu otot·otot paru-paru, otot perut, dan
rongga dada. Komponen ini dipergunakan terutama untuk proses pemapasan. Karena
itu, komponen ini juga disebut sistem pemapasan. Dalam sistem pernapasan yang
sebenamya masih ada alat-alat tubuh lain yang diaktifkan, seperti hidung dan
ujung langit-langit lunak (uvula). Untuk menghindari kekaburan istilah, sistem
pemapasan subglotal dapat dipakai untuk komponen subglotal itu.
Sistem pemapasan, pada
dasarnya, adalah mengalirkan udara melalui saluran yang menghubungkan udara
luar dan paru-paru. Kalau udara mengalir ke dalam paru-paru, proses itu disebut
menarik napas. Sebaliknya, apabila arus udara mengalir ke luar, proses itu
disebut menghembuskan napas.
Dalam kaitannya dengan
bicara, kita perlu membedakan dua macam pernapasan, yaitu (1) pernapasan normal
dan (2) pernapasan bicara. Frekuensi pernapasan (penarikan + penghembusan + perhentian)
berkisar · antara 10 sampai 20 kali per menit, bergantung; kepada banyaknya
karbon dioksida dalam darah. Waktu
penarikan dan waktu penghembusan napas dalam pernapasan normal berbanding
(biasanya) 10: 11.
Dalam pernapasan
bicara, fase penarikan napas menjadi lebih cepat, sedangkan fase penghembusan
napas menjadi lebih lambat karena artikulasi kebanyakan bunyi bahasa melibatkan
penghambatan arus udara dari paruparu pada saluran suara. Perbandingan antara
waktu penarikan dan penghembusan napas dalam percakapan normal berkisar antara
1:3- 1:10, tetapi ada kalanya meningkat menjadi 1:30. Berbeda dengan penghembusan
napas pada pernapasan normal, penghembusan napas pada pernapasan bicara
merupakan proses yang aktif dalam arti penghembusan udara itu dikendalikan oleh
pembicara untuk keperluan berbicara. Biasanya dalam bertutur ada satuan-satuan
tuturan yang harus diucapkan di antara dua waktu penarikan udara. Satuan
tuturan yang diucapkan di antara dua waktu penarikan udara itu disebut satuan
napas, dan hal ini biasanya berhubungan erat dengan kesatuan makna
satuan-satuan tuturan itu.
Selanjutnya baca.
https://www.purwarupalingua.com/2020/03/fonetik-artikulatoris-2.html
Selanjutnya baca.
https://www.purwarupalingua.com/2020/03/fonetik-artikulatoris-2.html
Referensi :
Ringkasan Buku Pengantar Fonologi I: Fonetik, Karangan Hans Lapoliwa.
Post a Comment