Thursday, March 26, 2020

Fonetik Artikulatoris 1



Alat-Alat Ucap

Bunyi, termasuk bunyi bahasa, pada dasarnya adalah getaran. Getaran itu· timbul karena adanya energi yang bekerja pada massa benda yang menjadi sumber bunyi itu. Getaran itu akan kita sadari sebagai bunyi apabila ia cukup kuat dan diteruskan ke telinga kita melalui udara. Dalam kaitannya dengan bunyi-bunyi bahasa, sumber energi utama adalah arus udara yang mengalir dari paru-paru, sedangkan getaran- getaran itu timbul karena gerakan-gerakan alat-alat tubuh tertentu yang disebut alat-alat ucap. Gerakan-gerakan alat­alat ucap ini menimbuikan perbedaan atau perubahan koJom-kolom udara yang terdapat antara paru-paru dengan bibir atau lubang hidung.

 Alat-alat tubuh yang dipergunakan dalam berbicara dapat dibagi atas tiga komponen atau sistem .
(1) komponen subglotal, (2) komponen laring, dan (3) komponen supraglotal.


Komponen subglotal terdiri atas paru-paru (kiri dan kanan), saluran bronkial, dan saluran pernapasan (trakea). Di samping ketiga alat itu, masih ada lagi alat-alat tubuh lain yang termasuk di dalam komponen ini, yaitu otot·otot paru-paru, otot perut, dan rongga dada. Komponen ini dipergunakan terutama untuk proses pemapasan. Karena itu, komponen ini juga disebut sistem pemapasan. Dalam sistem pernapasan yang sebenamya masih ada alat-alat tubuh lain yang diaktifkan, seperti hidung dan ujung langit-langit lunak (uvula). Untuk menghindari kekaburan istilah, sistem pemapasan subglotal dapat dipakai untuk komponen subglotal itu.

Sistem pemapasan, pada dasarnya, adalah mengalirkan udara melalui saluran yang menghubungkan udara luar dan paru-paru. Kalau udara mengalir ke dalam paru-paru, proses itu disebut menarik napas. Sebaliknya, apabila arus udara mengalir ke luar, proses itu disebut menghembuskan napas.
Dalam kaitannya dengan bicara, kita perlu membedakan dua macam pernapasan, yaitu (1) pernapasan normal dan (2) pernapasan bicara. Frekuensi pernapasan (penarikan + penghembusan + perhentian) berkisar · antara 10 sampai 20 kali per menit, bergantung; kepada banyaknya karbon dioksida  dalam darah. Waktu penarikan dan waktu penghembusan napas dalam pernapasan normal berbanding (biasanya) 10: 11.

Dalam pernapasan bicara, fase penarikan napas menjadi lebih cepat, sedangkan fase penghembusan napas menjadi lebih lambat karena artikulasi kebanyakan bunyi bahasa melibatkan penghambatan arus udara dari paru­paru pada saluran suara. Perbandingan antara waktu penarikan dan penghembusan napas dalam percakapan normal berkisar antara 1:3- 1:10, tetapi ada kalanya meningkat menjadi 1:30. Berbeda dengan penghembusan napas pada pernapasan normal, penghembusan napas pada pernapasan bicara merupakan proses yang aktif dalam arti penghembusan udara itu dikendalikan oleh pembicara untuk keperluan berbicara. Biasanya dalam bertutur ada satuan-satuan tuturan yang harus diucapkan di antara dua waktu penarikan udara. Satuan tuturan yang diucapkan di antara dua waktu penarikan udara itu disebut satuan napas, dan hal ini biasanya berhubungan erat dengan kesatuan makna satuan-satuan tuturan itu.
Selanjutnya baca.
https://www.purwarupalingua.com/2020/03/fonetik-artikulatoris-2.html

Referensi :
Ringkasan Buku Pengantar Fonologi I: Fonetik, Karangan Hans Lapoliwa.





Post a Comment

avatar
Admin Purwarupalingua Online
Welcome to Purwarupalingua theme
Chat with WhatsApp