Tuesday, September 17, 2019

Makna Petatah-Petitih Minangkabau

1.     1.Kabukik samo mandaki
Kalurah samo manurun
Maksud dari Kabukik samo mandaki ini adalah bukit merupakan dataran tinggi yang memerlukan tenaga yang banyak untuk mendakinya namun resikonya kecil. Maksudnya adalah jika sesuatu pekerjaan yang berat dikerjakan secara bersama maka pekerjaan itu akan terasa mudah dan cepat selesai. Sedangkan maksud dari Kalurah samo manurun ini adalah lurah merupakan dataran rendah yang menghabiskan tenaga yang sedikit namun memiliki resiko yang besar untuk menuruni lurah. Maksudnya adalah segala sesuatu pekerjaan yang dianggap mudah kita tidak boleh sombong, karena segala sesuatunya memiliki resiko. Sehingga dibutuhkan adanya kerja sama agar pekerjaan tersebut berjalan lancar.
2.      2.Kahilia sarangkuah dayuang
Kamudiak sarantak galah
Maksud dari Kahilia sarangkuah dayuang adalah hilir adalah tempat berkumpul segala aliran yang air dapat disebut juga muara atau muaro. Di muaro airnya keruh karena telah bercampurnya segala macam air. Dayung merupakan alat pengendali jalannya rakit. Dayung ini merupakan simbol untuk pemimpin.  Maksudnya adalah seorang pemimpin (ninik mamak) dalam menyelesaikan sesuatu yang keruh atau masalah seorang pemimpin (ninik mamak) harus mengayomi dan memimpin kaumnya untuk menyelesaikan masalah tersebut. sedangkan Kamudiak sarantak galah maksudnya adalah mudiak merupakan tempat sumbernya mata air dan mengandung air yang jernih dan bersih. Sedangkan galah merupakan sebuah tongkat yang terbuat dari bambu yang berfungsi untu mengendalikan rakit ke mudiak. Dayung ini merupakan simbol untuk pemimpin. Maksudnya adalah seorang pemimpin (ninik mamak) harus mengarahkan anak-anak kemenakannya dalam mencari sesuatu yang bersih dalam kehidupan, baik dalam menuntut ilmu, mencari rezki dan hal lain yang memiliki unsur-unsur yang baik dan halal. Karena dalam mencari sesuatu yang baik dan bersih membutuhkan suatu usaha yang keras untuk mencapai suatu yang baik. Maka dibutuhkan seorang pemimpin (ninik mamak) untuk mengarahkan kemenakannya dalam menjalani kehidupannya sesuai dengan minat dan bakat kemenakannya.
3.      3. Bajalan surang nak dimuko
Bajalan baduo nak ditangah
 Maksud dari Bajalan surang nak dimuko  diartikan dengan orang yang uju’  (sombong) atau orang yang menganut paham tongga yang mengabaikan orang lain disekitarnya. Sedangkan maksud dari Bajalan baduo nak ditangah diartikan dengan orang yang melebihi kodratnya atau orang yang tidak tahu diri karena dalam berjalan berdua tidak akan pernah mungkin kita untuk berada ditengah.
4.      4. Saciok bak anak ayam
Sadanciang bak basi
Maksud dari Saciok bak anak ayam adalah anak ayam memanggil induknya dengan manciok atau menciap dengan suara yang lunak dan satu suara (ciap). Maksudnya adalah di dalam kaum kita harus bersuara lunak atau harus bersama-sama menjaga keutuhan dan kesatuan kaum dengan sesuatu yang harmonis. Sedangkan Sadanciang bak basi maksudnya adalah jika kita memukul besi maka akan menimbulkan suara yang nyaring dan memiliki nada yang sama. Maksudnya adalah apabila ada sesuatu hal dari luar kaum yang mengancam keselamatan kaum atau mengganggu salah satu anggota kaum. Maka kita sebagai anggota kaum harus melawan segala bentuk ancaman dari luar tersebut secara bersama-sama demi melindungi kaum.
5.      5. Duduak buliah bakisa
Asa di lapiak nak sahalai
Maksud dari Duduak buliah bakisa, Asa di lapiak nak sahalai adalah tikar melambangkan masyarakat Minangkabau memiliki kebudayaan musyawarah. Dimana sebelum melakukan sesuatu pekerjaan masyarakat minangkabau membagi pekerjaan tersebut sesuai dengan kesanggupan individu masing-masing. Namun apabila ditengah perjalanan salah satu individu merasa tidak sanggup untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan tersebut. maka pekerjaan tersebut boleh digantikan oleh orang lain dengan tidak merubah maksud dan tujuan pekerjaan tersebut sesuai dengan yang telah disepakati.







Post a Comment

avatar
Admin Purwarupalingua Online
Welcome to Purwarupalingua theme
Chat with WhatsApp