Makna Petatah-Petitih Minangkabau
1. 1.Kabukik
samo mandaki
Kalurah samo manurun
Maksud
dari Kabukik samo mandaki ini adalah bukit
merupakan dataran tinggi yang memerlukan tenaga yang banyak untuk mendakinya
namun resikonya kecil. Maksudnya
adalah jika sesuatu pekerjaan yang berat dikerjakan secara bersama maka
pekerjaan itu akan terasa mudah dan cepat selesai. Sedangkan maksud dari Kalurah samo manurun ini adalah lurah
merupakan dataran rendah yang menghabiskan tenaga yang sedikit namun memiliki
resiko yang besar untuk menuruni lurah. Maksudnya adalah segala sesuatu
pekerjaan yang dianggap mudah kita tidak boleh sombong, karena segala
sesuatunya memiliki resiko. Sehingga dibutuhkan adanya kerja sama agar
pekerjaan tersebut berjalan lancar.
2. 2.Kahilia sarangkuah
dayuang
Kamudiak sarantak galah
Maksud
dari Kahilia sarangkuah dayuang adalah
hilir adalah tempat berkumpul segala aliran yang air dapat disebut juga muara
atau muaro. Di muaro airnya keruh karena telah bercampurnya segala macam air. Dayung
merupakan alat pengendali jalannya rakit. Dayung ini merupakan simbol untuk
pemimpin. Maksudnya adalah seorang
pemimpin (ninik mamak) dalam menyelesaikan sesuatu yang keruh atau masalah
seorang pemimpin (ninik mamak) harus mengayomi dan memimpin kaumnya untuk
menyelesaikan masalah tersebut. sedangkan Kamudiak
sarantak galah maksudnya adalah mudiak merupakan tempat sumbernya mata air
dan mengandung air yang jernih dan bersih. Sedangkan galah merupakan sebuah
tongkat yang terbuat dari bambu yang berfungsi untu mengendalikan rakit ke
mudiak. Dayung ini merupakan simbol untuk pemimpin. Maksudnya adalah seorang
pemimpin (ninik mamak) harus mengarahkan anak-anak kemenakannya dalam mencari
sesuatu yang bersih dalam kehidupan, baik dalam menuntut ilmu, mencari rezki
dan hal lain yang memiliki unsur-unsur yang baik dan halal. Karena dalam
mencari sesuatu yang baik dan bersih membutuhkan suatu usaha yang keras untuk
mencapai suatu yang baik. Maka dibutuhkan seorang pemimpin (ninik mamak) untuk
mengarahkan kemenakannya dalam menjalani kehidupannya sesuai dengan minat dan
bakat kemenakannya.
3. 3. Bajalan surang nak
dimuko
Bajalan baduo nak
ditangah
Maksud dari Bajalan surang nak dimuko diartikan dengan orang yang uju’ (sombong) atau orang yang menganut paham tongga yang mengabaikan orang lain
disekitarnya. Sedangkan maksud dari Bajalan
baduo nak ditangah diartikan dengan orang yang melebihi kodratnya atau
orang yang tidak tahu diri karena dalam berjalan berdua tidak akan pernah
mungkin kita untuk berada ditengah.
4. 4. Saciok bak anak ayam
Sadanciang bak basi
Maksud
dari Saciok bak anak ayam adalah anak
ayam memanggil induknya dengan manciok
atau menciap dengan suara yang lunak dan satu suara (ciap). Maksudnya adalah di
dalam kaum kita harus bersuara lunak atau harus bersama-sama menjaga keutuhan
dan kesatuan kaum dengan sesuatu yang harmonis. Sedangkan Sadanciang bak basi maksudnya
adalah jika kita memukul besi maka akan menimbulkan suara yang nyaring dan
memiliki nada yang sama. Maksudnya
adalah apabila ada sesuatu hal dari luar kaum yang mengancam keselamatan kaum
atau mengganggu salah satu anggota kaum. Maka kita sebagai anggota kaum harus
melawan segala bentuk ancaman dari luar tersebut secara bersama-sama demi
melindungi kaum.
5. 5. Duduak buliah bakisa
Asa di lapiak nak
sahalai
Maksud
dari Duduak buliah bakisa, Asa di lapiak
nak sahalai adalah tikar melambangkan masyarakat Minangkabau memiliki
kebudayaan musyawarah. Dimana sebelum melakukan sesuatu pekerjaan masyarakat
minangkabau membagi pekerjaan tersebut sesuai dengan kesanggupan individu
masing-masing. Namun apabila ditengah perjalanan salah satu individu merasa
tidak sanggup untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan tersebut. maka
pekerjaan tersebut boleh digantikan oleh orang lain dengan tidak merubah maksud
dan tujuan pekerjaan tersebut sesuai dengan yang telah disepakati.
Post a Comment